KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara perdagangan (suspensi) empat emiten sekaligus: PT Timah Tbk (TINS), PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK), PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS), dan PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS). Keputusan ini diambil seiring dengan lonjakan harga kumulatif yang signifikan pada keempat saham tersebut.
Suspensi ini resmi diberlakukan mulai Jumat, 10 Oktober 2025. Langkah ini merupakan bagian dari upaya BEI untuk menjaga stabilitas pasar dan melindungi investor dari potensi risiko yang timbul akibat volatilitas harga yang ekstrem.
“Dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan investor, BEI memandang perlu melakukan penghentian sementara perdagangan saham TINS, FOLK, YPAS dan TFAS di pasar reguler dan pasar tunai,” demikian bunyi pengumuman resmi BEI pada Jumat (10/10). Artinya, perdagangan keempat saham ini dihentikan sementara untuk memberikan waktu bagi pasar untuk mendingin dan merespons informasi yang ada.
Selain bertujuan untuk menenangkan pasar, suspensi ini juga diharapkan memberikan kesempatan bagi para pelaku pasar untuk mengevaluasi kembali posisi investasi mereka. BEI berharap para investor dapat mempertimbangkan secara matang setiap keputusan investasi yang diambil berdasarkan informasi yang tersedia terkait saham TINS, FOLK, YPAS, dan TFAS.
Oleh karena itu, BEI menghimbau seluruh pihak yang berkepentingan, khususnya para investor, untuk terus memantau dan memerhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh masing-masing perusahaan terkait. Transparansi informasi ini sangat penting dalam pengambilan keputusan investasi yang bijak dan terinformasi.
Sebelum suspensi diberlakukan, harga saham TINS pada perdagangan 9 Oktober tercatat berada di level Rp 2.880 per saham, melonjak 9,92%. Bahkan, secara year-to-date (ytd), pergerakan harga saham timah ini telah meroket hingga 169,16%.
Saham FOLK juga mengalami kenaikan fantastis, mencapai Rp 208 per saham atau meningkat 34,19% hanya dalam satu hari perdagangan. Jika dihitung sejak awal tahun, harga saham perusahaan garam ini telah melambung tinggi, yakni sebesar 316%.
Sementara itu, saham YPAS mencatatkan kenaikan sebesar 9,76% ke level Rp 675 per saham. Secara tahun berjalan, saham ini telah bergerak naik 91,76%. Tak ketinggalan, saham TFAS juga menunjukkan performa positif dengan berada di posisi Rp 386 per saham, meningkat 24,52%. Secara akumulatif sejak awal tahun, TFAS telah mencatatkan kenaikan sebesar 264,15%.
Teliti Sebelum Membeli Saham yang Harganya Naik Tinggi. Lonjakan harga yang signifikan pada keempat saham ini menjadi perhatian BEI, yang kemudian berujung pada keputusan suspensi. Investor diharapkan selalu berhati-hati dan melakukan riset mendalam sebelum memutuskan untuk membeli saham, terutama saham-saham yang mengalami kenaikan harga yang tidak wajar.





