GUBERNUR Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, Bobby Rasyidin, membahas rencana ambisius untuk memodernisasi jalur kereta api yang menghubungkan Jakarta dan Bandung. Pertemuan ini membuka harapan baru bagi peningkatan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.
“Jika jalur kereta Jakarta–Bandung dimodernisasi, perjalanan dapat dipangkas menjadi hanya satu setengah jam saja. Dengan tiket yang diperkirakan berkisar antara Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu, saya yakin kereta akan selalu penuh diminati,” ungkap Dedi Mulyadi, seperti dikutip dari siaran pers Humas Jabar, Jumat, 7 November 2025. Pernyataan ini menggarisbawahi potensi besar modernisasi dalam menarik minat masyarakat untuk menggunakan transportasi kereta api.
Dedi Mulyadi menekankan bahwa proyek modernisasi jalur kereta api ini dapat menjadi model kolaborasi yang ideal antara pemerintah pusat, Provinsi Jawa Barat, pemerintah kabupaten/kota, hingga partisipasi masyarakat. “Kita bisa mengajak Pemkot Bandung dan para pelaku bisnis perhotelan untuk berinvestasi. Mengingat banyaknya warga Jakarta yang gemar berwisata ke Bandung, modernisasi ini akan berdampak signifikan terhadap peningkatan kunjungan wisata. Bahkan, kita bisa menawarkan saham kepada warga Jabar, sehingga mereka memiliki ‘kereta sendiri’ yang diproduksi di dalam negeri dengan kualitas terjamin dan menggunakan tenaga ahli lokal. Inilah cita-cita kita untuk rute Jakarta–Bandung,” jelasnya.
Menanggapi gagasan tersebut, Direktur Utama PT KAI, Bobby Rasyidin, menjelaskan bahwa modernisasi jalur kereta Jakarta-Bandung dapat diwujudkan tanpa harus membangun jalur yang benar-benar baru. Strategi yang akan diterapkan meliputi perbaikan rel yang sudah ada, penataan tikungan (healing) dan kemiringan jalur, serta penerapan teknologi tilting pada bogie kereta. Teknologi ini memungkinkan kereta melaju dengan stabil meskipun melewati jalur yang berkelok.
“Dengan memanfaatkan jalur eksisting sepanjang sekitar 150 kilometer, estimasi biaya perbaikan adalah sekitar Rp 8 triliun. Investasi ini mencakup peningkatan kualitas rel, pembangunan terowongan dan jembatan baru di beberapa titik strategis, serta penyempurnaan sistem double track,” papar Bobby, seperti yang disampaikan melalui siaran pers Humas Jabar, Jumat, 7 November 2025.
Lebih lanjut, keduanya turut membahas ide inovatif mengenai kereta khusus untuk petani dan pedagang. Dedi Mulyadi mengusulkan adanya jalur kereta api khusus di Jawa Barat yang diperuntukkan bagi pengangkutan hasil pertanian dan peternakan, seperti domba, ayam, sayur-mayur, buah-buahan, dan beras. “Saya ingin satu rel dikhususkan untuk petani dan pedagang. Dengan demikian, mereka dapat mendistribusikan hasil bumi langsung ke pasar tanpa mengganggu kenyamanan penumpang umum,” tegasnya.
Dedi Mulyadi meyakini bahwa kereta petani dan pedagang ini akan sangat membantu para pedagang kecil, terutama yang berada di daerah-daerah penghasil produk pertanian unggulan, seperti Cianjur, Subang, Indramayu, dan Cirebon. Ia juga mengusulkan agar jalur kereta api yang ada dari Cirebon hingga Jakarta diintegrasikan dengan fasilitas penggilingan beras yang berlokasi di sepanjang lintasan. “Bayangkan jika di dekat stasiun-stasiun seperti Subang, Indramayu, atau Cirebon dibangun penggilingan beras. Hasilnya bisa langsung diangkut menggunakan kereta menuju Jakarta,” imbuhnya.
Bobby Rasyidin menyambut baik ide tersebut dan mengungkapkan bahwa PT KAI telah memproduksi 4 unit kereta petani dan pedagang. Bahkan, PT KAI berencana untuk menambah 4 unit lagi yang akan difokuskan untuk melayani wilayah Jawa Barat. “Empat unit tambahan ini kami siapkan khusus untuk Jawa Barat. Produksinya akan segera kami jalankan,” ujarnya dengan antusias.
Bobby menambahkan bahwa desain kereta petani dan pedagang untuk Jawa Barat akan dibuat khusus tanpa sistem pendingin, menyesuaikan dengan kebutuhan pengangkutan hasil ternak dan pertanian. “Presiden juga menyarankan agar kereta angkutan semacam ini tidak menggunakan AC karena justru dapat membahayakan hewan ternak seperti ayam atau domba,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Bobby juga mengumumkan bahwa PT KAI bersiap untuk meluncurkan Kereta Wisata Cianjur-Sukabumi pada Desember mendatang. Inisiatif ini merupakan bagian dari rencana revitalisasi jalur kereta api di wilayah selatan Jawa Barat, yang diharapkan dapat meningkatkan potensi pariwisata di daerah tersebut.
Pilihan Editor: Mengapa Proyek Kereta Cepat Whoosh Rugi Melulu





