PLTP Mataloko: Warga Adat Wogo Menuntut Keterlibatan Penuh!

Admin

No comments

Di jantung Flores yang memesona, Desa Wogo berdiri teguh sebagai penjaga warisan budaya yang tak ternilai harganya. Hans Baghi, tokoh adat yang dihormati di Desa Wogo, dengan penuh semangat menyuarakan dedikasi masyarakatnya untuk melestarikan kampung halaman mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, dukungan dari PLN telah menjadi berkah nyata, memacu pembangunan dan pelestarian budaya di desa yang indah ini.

Hans menceritakan bahwa bantuan pertama dari PLN tiba tiga tahun lalu, berupa penerangan di area parkir dan kompleks pemakaman umum. Bantuan ini berlanjut dengan pembangunan tiga gazebo, salah satunya didirikan di kantor desa. Lebih lanjut, PLN turut mendukung pembangunan kantor desa, yang kini berfungsi sebagai pusat kegiatan dan pelaporan bagi masyarakat.

“Dengan adanya kantor ini, pengelolaan dan pelaporan menjadi lebih efisien. Hal ini sangat penting agar kampung adat kami tetap terjaga dan terus berkembang,” kata Hans dengan antusias.

Kontribusi PLN tidak berhenti di situ. Mereka juga menyumbangkan dua unit televisi dan mendukung berbagai kegiatan sosial masyarakat, termasuk aksi bersih-bersih desa dan pengembangan jalur _trekking_ menuju kampung lama yang kini menjadi magnet bagi wisatawan.

Desa Wogo kini membuka pintu rumah-rumah warga sebagai _homestay_, siap menyambut para pelancong dengan keramahan khas Flores. Hans berharap dukungan media dapat membantu mempromosikan kampung adat mereka, sehingga meningkatkan kunjungan wisatawan dan memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat adat.

“Jika semakin banyak tamu yang datang, kami bisa membuka lebih banyak rumah sebagai _homestay_. Kami sangat berharap media dapat membantu mempromosikan kampung kami,” ungkapnya dengan penuh harap.

Mengenai proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Mataloko, Hans menjelaskan bahwa meskipun ada kekhawatiran tentang potensi dampak negatif, masyarakat adat tetap mendukung program pemerintah. Ia meyakini bahwa setiap kebijakan telah melalui kajian dan analisis yang mendalam.

“Kami percaya pemerintah telah mempertimbangkan dampaknya dengan cermat. Kami sebagai masyarakat adat memberikan dukungan penuh, apalagi selama ini kami telah merasakan manfaatnya,” tegas Hans.

Ia juga menekankan pentingnya melibatkan tenaga kerja lokal dalam proyek tersebut. Ia berharap agar generasi muda dari desa adat dapat diberikan kesempatan sesuai dengan kemampuan mereka. Bahkan, Hans telah mengusulkan kepada gubernur untuk mendirikan SMK dengan jurusan geologi, sehingga generasi muda dapat berkontribusi secara langsung dalam proyek-proyek energi di wilayah mereka.

Bobby Sitorus, Manager PLN UIP Nusra, turut hadir dalam pertemuan hangat di Desa Wogo. Ia menegaskan komitmen PLN untuk terus mendukung masyarakat adat dan memastikan bahwa manfaat dari proyek energi dapat dirasakan langsung oleh warga terdampak. “Kita harus memastikan bahwa bonus produksi dari proyek ini sampai kepada masyarakat yang terdampak langsung, bukan hanya kepada pemerintah daerah,” kata Bobby dengan tegas.

Ia juga mengajak media untuk turut serta mempromosikan Desa Wogo sebagai destinasi wisata budaya yang ramah dan mempesona. Pertemuan diakhiri dengan hidangan kopi lokal dan umbi-umbian khas kampung, simbol kehangatan dan keterbukaan masyarakat adat Wogo. Harapan mereka sederhana namun mendalam: agar kampung adat tetap lestari, ekonomi masyarakat meningkat, dan dukungan dari berbagai pihak terus mengalir.

JHON SEO

Pilihan Editor: PLN Hidupkan Kembali PLTP Mataloko melalui Geotermal di Ngada

Tags:

Share:

Related Post