Saham Murah Bikin Boncos? Warren Buffett Ungkap 3 Bahaya Ini!

Admin

No comments

Sibisnis Dalam dunia investasi yang penuh peluang dan risiko, sering kali kita mendengar anggapan bahwa saham murah adalah ladang emas. Namun, pandangan ini berbeda dengan Warren Buffett, sang maestro investasi sekaligus CEO Berkshire Hathaway. Apa yang membuatnya berpikir demikian?

Buffett, seperti dikutip dari Investopedia, mengingatkan bahwa harga saham yang rendah bukanlah jaminan keuntungan. Bahkan, harga murah tersebut bisa menjadi sinyal adanya masalah mendasar yang sedang menggerogoti bisnis perusahaan. Jadi, jangan terburu nafsu!

BI Bakal Luncurkan Program Inovasi Industri Anak Muda, Dorong Kewirausahaan Syariah

Menurutnya, kesalahan fatal yang kerap dilakukan investor adalah menganggap bahwa harga saham yang merosot otomatis menjadi lebih “aman” atau “menarik”. Padahal, kenyataannya seringkali justru sebaliknya. Penurunan harga bisa jadi cerminan meningkatnya risiko kerugian permanen. Ini adalah poin krusial yang perlu dicamkan.

Risiko Bukan Sekadar Fluktuasi Harga

Buffett menolak mentah-mentah pandangan umum di dunia keuangan yang mengukur risiko hanya dari volatilitas harga. Dalam dunia teori akademik, volatilitas memang sering dijadikan tolok ukur seberapa berisiko sebuah saham. Namun, bagi Buffett, ukuran ini menyesatkan dan bisa menjebak investor.

Ia dengan tegas menyatakan bahwa risiko sejati adalah kemungkinan kehilangan nilai secara permanen, bukan sekadar naik turunnya harga di pasar saham. Ini adalah definisi risiko yang lebih dalam dan substantif.

“Risk is not the possibility of price fluctuations — it’s the possibility of permanent loss.”

Dengan kata lain, fluktuasi harga jangka pendek tidak perlu terlalu dikhawatirkan selama fundamental bisnis perusahaan tetap sehat dan kuat. Namun, waspadalah jika penurunan harga disebabkan oleh kinerja perusahaan yang memburuk. Inilah sumber risiko yang sebenarnya.

Harga Murah Belum Tentu Bernilai

Buffett sangat terkenal dengan prinsip investasinya yang berbunyi: “Price is what you pay; value is what you get.” Sebuah filosofi sederhana namun sangat mendalam.

Harga saham hanyalah angka yang dibayarkan oleh investor. Sementara itu, nilai sejati sebuah saham terletak pada fundamental perusahaan, mulai dari arus kas yang stabil, kekuatan kompetitif yang sulit ditandingi, hingga kualitas manajemen yang cakap.

Saham memang bisa terlihat murah dari sisi harga. Tetapi, jika bisnis perusahaan tidak memiliki prospek jangka panjang yang cerah, maka harga rendah tersebut tidak ada artinya sama sekali. Buffett mengingatkan bahwa diskon harga hanya menguntungkan jika nilai bisnis perusahaan tetap kokoh. Jika tidak, saham murah justru bisa berubah menjadi perangkap yang sangat berisiko.

Tiga Alasan Saham Murah Bisa Berbahaya

Buffett menyoroti tiga kondisi utama yang membuat saham berharga rendah berpotensi sangat berisiko bagi investor:

  • Masalah keuangan serius

Penurunan harga saham seringkali menjadi indikasi bahwa perusahaan sedang berjuang mengatasi masalah keuangan, seperti utang yang menumpuk atau penurunan pendapatan yang signifikan. Ketika fundamental perusahaan melemah, peluang untuk pemulihan menjadi sangat kecil.

  • Likuiditas rendah

Saham murah umumnya kurang diminati oleh investor, sehingga sulit untuk dijual kembali ketika dibutuhkan. Akibatnya, spread harga beli dan jual bisa melebar, sehingga membuat investor berpotensi kehilangan nilai lebih banyak saat menjual saham tersebut.

  • Spiral kepercayaan negatif

Ketika harga saham terus merosot, kepercayaan pasar terhadap perusahaan juga ikut hilang. Kondisi ini memicu aksi jual yang lebih besar dan memperparah penurunan harga saham. Saham yang awalnya dianggap “murah” bisa terjebak dalam spiral penurunan tanpa akhir.

Buffett bahkan menyebutkan bahwa penny stock, yaitu saham dengan harga yang sangat rendah, seringkali menjadi contoh ekstrem dari fenomena ini. Saham-saham seperti ini sangat rentan terhadap spekulasi dan manipulasi pasar, serta umumnya tidak memiliki fundamental bisnis yang sehat.

Saat Harga Turun Justru Jadi Peluang

Meskipun demikian, Buffett tidak serta merta menolak semua saham yang harganya sedang turun. Ia menegaskan bahwa penurunan harga bisa menjadi peluang yang menarik, asalkan bisnis perusahaan tetap kuat dan fundamentalnya solid.

Jika penurunan harga hanya disebabkan oleh kondisi pasar yang bersifat sementara, dan bukan karena masalah keuangan internal perusahaan, maka harga yang jatuh bisa menjadi momen emas untuk membeli saham berkualitas dengan harga diskon.

Tonton: Tembus Rp 9.138 Triliun, Purbaya Bakal Kurangi Penambahan Utang RI

Namun, jika penurunan harga disebabkan oleh utang yang menggunung, manajemen yang buruk, atau bisnis yang tidak efisien, maka harga rendah bukanlah sebuah kesempatan, melainkan peringatan keras bagi para investor.

Pelajaran Penting dari Buffett

Dari pandangan Warren Buffett, investor dapat memetik beberapa prinsip penting dalam menghadapi saham berharga rendah:

  • Fokus pada nilai intrinsik, bukan harga pasar.

Sebelum memutuskan untuk membeli saham, pelajari dengan seksama laporan keuangan perusahaan, prospek bisnis di masa depan, dan keunggulan kompetitif yang dimilikinya.

  • Jangan takut pada volatilitas.

Pergerakan harga saham dalam jangka pendek bukanlah ancaman bagi investor jangka panjang yang berinvestasi pada bisnis berkualitas.

  • Hindari utang berlebihan dan saham spekulatif.

Risiko terbesar muncul ketika investor membeli saham murah dengan harapan mendapatkan keuntungan cepat, tanpa memahami kondisi bisnis perusahaan secara mendalam.

  • Gunakan volatilitas sebagai peluang.

Jika fundamental perusahaan tetap sehat, penurunan harga saham bisa menjadi kesempatan emas untuk membeli lebih banyak saham dengan harga yang lebih baik.

Tags:

Share:

Related Post