Sibisnis – JAKARTA— PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge, emiten milik Hashim Djojohadikusumo, terus berekspansi dengan mendirikan anak usaha baru. Langkah ini tentu memunculkan pertanyaan: bagaimana valuasi saham WIFI saat ini?
Berdasarkan keterbukaan informasi pada hari Selasa (30/9/2025), Surge secara resmi mendirikan PT Solusi Sinergi Borneo (SSB) kemarin. Pendirian ini tertuang dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 14 tanggal 29 September 2025 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM melalui Surat Keputusan No. AHU-0083406.AH.01.01.TAHUN 2025 pada tanggal yang sama.
“SSB akan beroperasi di Kota Pontianak, bergerak sebagai penyedia layanan internet (internet service provider), perdagangan peralatan telekomunikasi, dan berbagai macam barang,” jelas Direktur Surge, Shannedy Ong, dalam keterbukaan informasi.
: Ramai-Ramai Emiten Lapis Dua WIFI hingga INET Rights Issue Jumbo
Dalam struktur kepemilikan saham SSB, WIFI menggenggam mayoritas saham sebesar 70%, sementara PT Sinergi Integrasi Borneo memiliki 30% sisanya.
Lantas, bagaimana dengan valuasi saham WIFI? Data dari Bloomberg menunjukkan bahwa valuasi perusahaan berada di angka 17,7 kali berdasarkan rasio price-to-earnings (P/E). Hal ini sejalan dengan pergerakan harga saham WIFI yang ditutup naik 1,44% ke level Rp2.810.
: IHSG Diramal Tembus Level 8.246 Hari Ini, Cermati Saham BREN, ITMG hingga WIFI
Namun, perlu dicatat bahwa valuasi saat ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata P/E WIFI selama lima tahun terakhir, yang berada di angka 7,76 kali. Rasio P/E sendiri merupakan salah satu indikator penting untuk menilai apakah suatu saham diperdagangkan pada harga yang wajar, relatif terhadap kemampuannya dalam menghasilkan laba. Saham dengan valuasi rendah, namun memiliki prospek laba yang menjanjikan, bisa menjadi peluang akumulasi karena potensi pertumbuhan laba di masa depan belum sepenuhnya tercermin dalam harga saham saat ini.
Sebelumnya, Surge juga telah merampungkan pelepasan kepemilikan saham di tiga entitas sekaligus: PT Ini Kopi Indonesia (IKI), PT Integrasi Media Terkini (IMT), dan PT Aspek Media Indonesia (AMI), dengan total nilai transaksi mencapai Rp1,79 miliar. Shannedy menjelaskan bahwa divestasi ini pertama kali dilakukan melalui anak usahanya, PT Kreasi Kode Digital (KKD).
KKD melepas seluruh kepemilikan sahamnya di IKI kepada PT Investasi Gemilang Maju (IGM) dengan nilai transaksi sebesar Rp594 juta. Kesepakatan ini tertuang dalam perjanjian jual beli saham yang ditandatangani pada tanggal 19 dan 24 September 2025.
Selanjutnya, Surge secara langsung mengalihkan kepemilikan sahamnya di IMT kepada IGM senilai Rp599 juta. Perjanjian jual beli saham juga ditandatangani pada tanggal yang sama, yaitu 19 dan 24 September 2025.
Terakhir, Surge melepas kepemilikan di PT Aspek Media Indonesia (AMI) kepada IGM dengan nilai transaksi sebesar Rp599 juta. Seperti dua transaksi sebelumnya, perjanjian jual beli saham ini juga ditandatangani pada 19 dan 24 September 2025. Shannedy menegaskan bahwa tidak ada hubungan afiliasi antara perseroan maupun KKD dengan IGM sebagai pihak pembeli.
“Dengan adanya perubahan akta tersebut, tidak ada dampak signifikan terhadap perseroan,” pungkasnya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.