INVESTIGASI Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Cs-137 (Cesium-137) telah merampungkan penyelidikan terkait cemaran radioaktif yang terjadi Agustus lalu. Hasilnya menunjukkan bahwa kontaminasi hanya terbatas di Kawasan Industri Modern Cikande. Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, dalam rapat koordinasi bersama TNI-Polri, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) di kantornya, Selasa, 30 September 2025. Fokus utama rapat adalah penanganan radiasi radionuklida Cs-137.
Kasus ini bermula ketika Food and Drug Administration (FDA) dan Bea Cukai Amerika Serikat menemukan kandungan radioaktif Cs-137 pada produk udang beku asal Indonesia di beberapa pelabuhan. Ironisnya, udang terkontaminasi ini bahkan sudah beredar di toko ritel besar seperti Walmart, memicu kekhawatiran akan keamanan pangan.
Tak hanya udang, Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional, Bara Krishna Hasibuan, menambahkan bahwa cengkeh ekspor juga terindikasi mengandung radioaktif Cs-137. “Benar, (ekspor terkontaminasi) tidak hanya ke Amerika Serikat, tapi juga ke Eropa. Kami masih melakukan investigasi lebih lanjut, karena laporan yang masuk baru dari Amerika,” jelas Bara.
Menko Pangan Zulkifli Hasan, yang akrab disapa Zulhas, menegaskan bahwa Satgas Cs-137 telah bergerak cepat melakukan dekontaminasi zat radioaktif. Upaya penetralan (dekontaminasi) difokuskan pada pabrik peleburan logam stainless steel, terutama PT Peter Metal Technology (PMT), serta beberapa titik limbah yang terdeteksi memiliki kontaminasi Cs-137. “Investigasi Satgas memastikan kontaminasi Cs-137 hanya terjadi di Cikande, satu titik saja. Oleh karena itu, hari ini kita menetapkan Cikande sebagai status kejadian khusus,” tegas Zulhas.
Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) telah mengidentifikasi sumber radiasi Cs-137 yang diduga berasal dari PT Peter Metal Technology (PMT). Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menduga material logam yang terkontaminasi di PMT berasal dari luar negeri, mengingat Indonesia tidak memiliki reaktor nuklir.
Zulhas juga menyampaikan dugaan bahwa paparan Cesium-137 pada udang yang diekspor ke Amerika berasal dari kontainer yang datang dari Filipina dan berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok. Kontainer tersebut diduga berisi scrap besi yang mengandung Cesium-137, yang kemudian digunakan kembali untuk mengangkut udang, sehingga menyebarkan kontaminasi radioaktif. Koordinasi intensif dengan pihak bea cukai Indonesia tengah dilakukan untuk menelusuri lebih lanjut.
Pemerintah, menurut Zulhas, berkomitmen penuh untuk mengamankan industri udang Indonesia dan menjaga kepercayaan dunia terhadap produk perikanan Indonesia. Upaya maksimal terus dilakukan untuk mengatasi masalah ini.
Pilihan Editor: Dampak Ekonomi Cukai Rokok 2026 Tidak Naik