JAKARTA – Saham PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) mengalami lonjakan signifikan dalam sepekan terakhir. Bursa Efek Indonesia (BEI) pun meminta penjelasan dari perusahaan terkait fenomena ini.
Pada penutupan perdagangan Jumat (26/9/2025), harga saham KRAS berada di level Rp300 per lembar. Namun, sepanjang pekan berikutnya, pergerakannya cukup dinamis hingga mencapai Rp362. Pada sesi pertama perdagangan hari ini, Senin (6/10/2025), saham KRAS sempat menyentuh level tertinggi Rp420 sebelum akhirnya berada di posisi Rp374.
Lantas, apa yang memicu kenaikan harga saham Krakatau Steel ini? Corporate Secretary KRAS, Fedaus, dalam suratnya kepada BEI, mengungkapkan beberapa faktor yang diperkirakan menjadi pendorongnya. Salah satunya adalah pelaksanaan rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Kementerian Perindustrian pada Senin (29/9/2025).
Dalam pertemuan tersebut, isu impor baja dari China serta perlunya penguatan undang-undang perlindungan baja domestik menjadi topik utama, terutama dalam menghadapi surplus produksi.
“Tanggapan dari para anggota Komisi VII DPR cukup positif. Bahkan, ada usulan untuk membentuk panitia khusus yang bertugas menyelesaikan tantangan yang dihadapi Krakatau Steel dan industri baja domestik secara keseluruhan,” ungkap Fedaus dalam suratnya.
Sehari setelahnya, Krakatau Steel kembali menggelar RDP, kali ini dengan Komisi VI DPR RI, yang juga membahas isu-isu terkait industri baja.
Menanggapi respons positif dari komisi yang membidangi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut, KRAS berharap Komisi VI DPR dapat merumuskan dukungan kebijakan yang tepat. Dukungan ini diharapkan dapat membantu Krakatau Steel untuk kembali bangkit dan menjadi pilar penting dalam industri nasional.
Selain itu, sentimen positif juga datang dari pemberitaan mengenai upaya penyelamatan Perseroan oleh Danantara. Chief Operating Officer Danantara Indonesia, Dony Oskaria, dalam berbagai kesempatan, menyatakan bahwa penyelamatan Krakatau Steel akan segera direalisasikan.
Fedaus menjelaskan bahwa faktor-faktor inilah yang, sepengetahuan Perseroan, menjadi fakta material dan berpotensi memengaruhi pergerakan saham KRAS.
Ia menambahkan bahwa seluruh aksi korporasi telah disampaikan melalui keterbukaan informasi. KRAS juga tidak berencana untuk mengadakan public expose dalam tiga bulan mendatang.
Sebelumnya, dalam RDP dengan Komisi VI DPR, KRAS mengajukan permohonan suntikan modal kerja sebesar US$500 juta, atau setara dengan Rp8,3 triliun, kepada Danantara. Dana ini diperlukan untuk mempercepat pemulihan bisnis dan memastikan restrukturisasi utang berjalan lancar.
Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar Djohan, menekankan bahwa dukungan modal kerja ini sangat krusial untuk menjaga operasional perusahaan dan memenuhi kebutuhan bahan baku. Hal ini penting demi keberlanjutan industri baja nasional.
“Kebutuhan mendesak kami adalah penyediaan modal kerja sebesar US$500 juta dari Danantara. Dana ini akan digunakan untuk penyelamatan dan pemenuhan kebutuhan bahan baku, sehingga fasilitas produksi dapat beroperasi secara efisien dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.