SMRA: Pendapatan Recurring Naik? Analis Ungkap Rekomendasi Saham!

Admin

No comments

Sibisnis JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menunjukkan ketahanan yang patut diperhitungkan. Analis memprediksi perusahaan properti ini mampu mempertahankan pertumbuhan recurring income, atau pendapatan berulang, tahun ini. Optimisme ini didorong oleh strategi ekspansi melalui pembukaan pusat perbelanjaan baru.

Terlepas dari tantangan ekonomi, laporan keuangan SMRA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 4,6 triliun. Angka ini memang menunjukkan penurunan 19,3% secara tahunan (year-on-year/yoy). Namun, perlu dicatat bahwa capaian ini telah memenuhi 51,7% dari target ambisius untuk tahun fiskal 2025.

Steven Gunawan, Analis KB Valbury Sekuritas, menyoroti bahwa performa SMRA sepanjang tahun ini akan disokong kuat oleh pendapatan berulang, khususnya dari segmen mal yang terus menunjukkan pertumbuhan positif.

Simak Rekomendasi Saham Summarecon Agung (SMRA) yang Ditopang Peluncuran Proyek

“Pendapatan berulang SMRA diproyeksikan akan tumbuh sebesar 4,6% menjadi Rp 3,3 triliun pada tahun 2025,” ungkap Steven dalam risetnya tertanggal 19 September. Ia menambahkan, “Kontribusi segmen ini diperkirakan mencapai 36,8% terhadap total pendapatan perusahaan.”

Lebih lanjut, Steven menjelaskan bahwa lonjakan pendapatan dari segmen mal ini tak lepas dari rencana pembukaan Summarecon Mall Bekasi Tahap 2 yang dijadwalkan pada kuartal IV-2025. Ekspansi ini diharapkan menjadi katalis positif bagi kinerja SMRA.

Menurutnya, peningkatan kontribusi dari pendapatan berulang ini akan memberikan stabilitas laba yang sangat dibutuhkan bagi perusahaan, terutama di tengah ketidakpastian dan tekanan ekonomi makro yang ada.

Di sisi lain, Steven juga mencermati kinerja segmen pengembangan properti, yang merupakan kontributor terbesar dengan 64,8% dari total pendapatan SMRA. Segmen ini mengalami penurunan 28,9% yoy menjadi Rp 3 triliun pada semester I-2025.

SMRA Chart by TradingView

“Penurunan ini disebabkan oleh basis perbandingan tahun lalu yang tinggi, dipicu oleh percepatan serah terima properti sebagai dampak dari pembebasan PPN,” jelasnya.

Pefindo Beri Peringkat idA+ untuk Summarecon Agung (SMRA), Prospek Stabil

Oleh karena itu, Steven memproyeksikan bahwa pendapatan dari pengembangan properti akan mengalami penurunan sebesar 25,4% pada tahun 2025, menjadi sekitar Rp 5,6 triliun.

Selain itu, ia juga memprediksi adanya potensi penurunan pada penjualan rumah dan ruko sebesar 25,0% menjadi Rp 5,1 triliun. Sementara itu, penjualan apartemen dan perkantoran juga diperkirakan akan mengalami pelemahan masing-masing sebesar 22,8% dan 43,0%.

Secara keseluruhan, Steven memperkirakan bahwa total pendapatan SMRA akan turun 16,6% yoy menjadi Rp 8,9 triliun pada tahun ini. Sejalan dengan itu, laba bersih perusahaan juga diprediksi akan mengalami penurunan sebesar 26,8% menjadi Rp 1,0 triliun.

“Risiko utama yang dihadapi SMRA mencakup potensi pelemahan permintaan, kenaikan biaya material konstruksi, serta peningkatan tingkat persaingan di industri properti,” papar Steven.

Namun, di tengah tantangan tersebut, Steven melihat adanya potensi angin segar. Ia meyakini bahwa penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dapat menjadi katalis positif yang menopang sektor properti secara keseluruhan, termasuk SMRA.

Summarecon Agung (SMRA) Catat Marketing Sales Rp 2,2 Triliun per Semester I 2025

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, Steven tetap memberikan rekomendasi “beli” untuk saham SMRA dengan target harga Rp 520 per saham.

Tags:

Share:

Related Post