JAKARTA, Sibisnis – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan performa positif pada penutupan perdagangan Rabu, 19 November 2025, dengan kenaikan sebesar 0,53% dan mencapai level 8.406,58. Penguatan ini terjadi seiring dengan keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan BI Rate pada angka 4,75%, level terendah sejak Oktober 2022.
Keputusan BI ini mengindikasikan komitmen berkelanjutan dalam menjaga stabilitas inflasi sesuai target dan menyeimbangkan nilai tukar Rupiah. Dampaknya, nilai tukar Rupiah pun terapresiasi terhadap Dolar Amerika Serikat di akhir sesi perdagangan.
Pertumbuhan Kredit Melambat: Sinyal Permintaan Pinjaman yang Belum Pulih Sepenuhnya
Di balik sentimen positif, pelaku pasar tetap menyoroti perlambatan pertumbuhan kredit perbankan. Data menunjukkan bahwa pada Oktober 2025, pertumbuhan kredit hanya mencapai 7,36% secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan 7,7% yang tercatat pada bulan September, sekaligus menjadi yang terendah sejak Juli 2025.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, menggarisbawahi bahwa tingginya porsi kredit yang belum tersalurkan (undisbursed loan) mengindikasikan masih lemahnya permintaan di lapangan.
“Undisbursed loan yang mencapai Rp2.450 triliun, atau setara dengan 22,9% dari total pagu kredit, mencerminkan bahwa permintaan pinjaman masih belum kuat, di tengah tekanan daya beli yang dirasakan oleh kelas menengah,” jelas Alrich kepada Kontan, Rabu (19/11/2025).
Menanti Arah Angin dari Sentimen Eksternal: Fokus pada Kebijakan China dan Data AS
Dari kancah global, perhatian investor tertuju pada pengumuman suku bunga pinjaman oleh Bank Sentral China (PBoC) yang akan segera dirilis. Selain itu, data tenaga kerja Amerika Serikat juga menjadi sorotan, dengan proyeksi yang mengindikasikan adanya perbaikan kondisi pasar tenaga kerja di negara tersebut.
Kedua faktor eksternal ini diyakini memiliki potensi untuk menjadi katalisator tambahan bagi pergerakan aset berisiko di kawasan Asia, termasuk pasar saham Indonesia.
Analisis Teknikal: IHSG Diprediksi Bergerak Sideways
Secara teknikal, IHSG berhasil menutup perdagangan di atas moving average 5 (MA5). Namun, indikator MACD mulai menunjukkan sinyal potensi death cross, sementara Stochastic RSI mengindikasikan adanya pelemahan.
Dengan kombinasi sinyal-sinyal teknikal ini, IHSG diperkirakan akan melanjutkan pergerakan sideways pada perdagangan Kamis (20/11/2025), dengan perkiraan area support di level 8.300 dan resistance di level 8.450.
“Untuk perdagangan besok, IHSG berpeluang untuk bergerak dalam rentang tersebut, sembari menantikan kejelasan sentimen global,” imbuh Alrich.
Alrich juga merekomendasikan beberapa saham yang dinilai menarik untuk dicermati di tengah pergerakan pasar yang cenderung terbatas, antara lain: HRTA, SMGR, ISAT, PYFA, dan SSIA.





