Superbank IPO 2025: Profil Lengkap, Jadwal, dan Prospeknya

Admin

No comments

PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA), atau yang lebih dikenal dengan Superbank, siap meramaikan pasar modal Indonesia dengan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam prospektus awalnya, Superbank menawarkan harga penawaran perdana (IPO) yang menarik, berkisar antara Rp 525 hingga Rp 695 per saham.

Langkah besar ini akan melibatkan pelepasan sebanyak 4,40 miliar saham biasa, yang setara dengan 13% dari modal yang disetor penuh setelah IPO. Dengan ambisi yang kuat, Superbank menargetkan perolehan dana segar mencapai angka maksimal Rp 3,06 triliun.

“Nilai Penawaran Umum Perdana Saham ini diharapkan mencapai sebanyak-banyaknya Rp 3.062.595.548.500,” demikian pernyataan resmi dari Manajemen Superbank dalam prospektus yang dirilis pada hari Rabu (26/11).

Sesuai jadwal sementara yang telah ditetapkan, debut Superbank di BEI dijadwalkan pada tanggal 17 Desember 2025. Proses bookbuilding telah dimulai sejak akhir November, diikuti dengan masa penawaran umum sebelum tanggal pencatatan yang dinanti-nantikan.

Sekilas Tentang Superbank

Perjalanan Superbank dimulai pada tahun 1993 dengan nama PT Bank Fama International, berlokasi di Bandung. Seiring berjalannya waktu, bank ini mengalami berbagai perubahan kepemilikan hingga akhirnya bertransformasi menjadi entitas yang sepenuhnya fokus pada layanan perbankan digital.

Titik balik terjadi pada tahun 2021, ketika Grup Emtek mengakuisisi perseroan melalui PT Elang Media Visutama dan PT Nusantara Berkat Agung. Setahun kemudian, nama besar seperti Grab dan Singtel turut bergabung sebagai mitra strategis, memperkuat fondasi bank ini. Pada tahun 2023, konsorsium yang dipimpin oleh KakaoBank, juga turut berinvestasi, semakin menegaskan potensi Superbank.

Sebagai bagian dari transformasi, perusahaan melakukan rebranding menjadi Superbank pada Februari 2023 dan memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat identitasnya sebagai bank berbasis teknologi yang modern dan inovatif.

Pertumbuhan pesat Superbank tak lepas dari integrasinya yang erat dengan ekosistem digital Grab dan OVO. Setelah peluncuran aplikasi secara publik pada Juni 2024, jumlah pengguna aktif melonjak drastis dari di bawah 20.000 pada April 2024 menjadi sekitar 4 juta pengguna pada 30 Juni 2025. Fakta menariknya, sekitar 64,4% dari total pengguna Superbank berasal dari akuisisi melalui aplikasi Grab dan OVO.

Superbank memposisikan dirinya sebagai bank digital yang berfokus pada inklusi keuangan, terutama menyasar segmen UMKM dan masyarakat underbanked. Layanan perbankan digital yang ditawarkan mencakup berbagai produk, seperti rekening tabungan (Tabungan Utama, Saku by Superbank, Celengan by Superbank), deposito berjangka dengan imbal hasil yang kompetitif, pinjaman digital termasuk Pinjaman Atur Sendiri (PAS), serta solusi pembayaran dan remitansi yang mudah digunakan.

Data operasional perseroan per 30 Juni 2025 menunjukkan kinerja yang solid, dengan jumlah nasabah simpanan digital mencapai 4,0 juta. Total simpanan tercatat sebesar Rp 8,43 triliun, sementara kredit yang diberikan mencapai Rp 8,85 triliun, di mana kredit ritel & UMKM menyumbang Rp 6,05 triliun. NPL Bruto berada di angka 2,70%, dan CAR (Capital Adequacy Ratio) yang kuat mencapai 74,74%.

Tags:

Share:

Related Post