JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan sinyal positif dengan ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan ini.
Memulai bulan Agustus 2025, IHSG berhasil membalikkan tren koreksi yang terjadi selama dua hari berturut-turut di akhir Juli 2025. Momentum ini menjadi angin segar bagi para investor setelah beberapa hari sebelumnya pasar mengalami tekanan.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diakses melalui RTI, IHSG melonjak 0,71% atau bertambah 53,43 poin, mencapai level 7.537,76 pada penutupan perdagangan Jumat (1 Agustus 2025).
IHSG Naik ke 7.537 di Awal Agustus, Sempat Melemah Tipis Dalam Sepekan
Walaupun ditutup positif pada hari Jumat, secara keseluruhan, kinerja IHSG dalam sepekan terakhir masih mencatatkan penurunan tipis sebesar 0,08%. Hal ini menunjukkan bahwa pasar masih diliputi oleh sentimen yang beragam, dan investor perlu mencermati perkembangan lebih lanjut.
Aktivitas perdagangan di BEI pada hari Jumat terbilang ramai, dengan total volume perdagangan saham mencapai 29,09 miliar dan nilai transaksi sebesar Rp 14,97 triliun. Secara rinci, terdapat 357 saham yang mengalami kenaikan harga, 255 saham yang melemah, dan 189 saham yang stagnan.
Meskipun IHSG menunjukkan penguatan, investor asing tercatat melakukan net sell sebesar Rp 74,04 miliar di seluruh pasar pada hari Jumat.
Lebih lanjut, akumulasi net sell asing dalam sepekan terakhir mencapai angka yang cukup signifikan, yaitu Rp 2,50 triliun di seluruh pasar. Data ini mengindikasikan adanya arus modal keluar dari pasar saham Indonesia dalam beberapa hari terakhir.
Pekan Ini IHSG Terkoreksi Tipis 0,08%, Bagaimana Proyeksi Pekan Depan?
Di tengah penguatan IHSG pada hari Jumat, penting untuk mencermati saham-saham yang menjadi incaran investor asing. Pergerakan dana asing seringkali menjadi indikator penting dalam menganalisis tren pasar.
Berikut adalah daftar 10 saham dengan net buy terbesar oleh investor asing pada hari Jumat:
1. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 150,27 miliar
2. PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) Rp 111,81 miliar
3. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Rp 44,5 miliar
4. PT Darma Henwa Tbk (DEWA) Rp 44,22 miliar
5. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp 41,07 miliar
6. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Rp 34,3 miliar
7. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 29,67 miliar
8. PT Astra International Tbk (ASII) Rp 27,09 miliar
9. PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) Rp 24,68 miliar
10. PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) Rp 21,88 miliar