Kabar duka menyelimuti dunia ekonomi dan intelektual Indonesia. Arif Budimanta, ekonom yang pernah menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo Bidang Perekonomian, berpulang pada Sabtu dini hari, 6 September 2025. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi banyak pihak, termasuk ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) yang juga Rektor Universitas Paramadina, Didik J. Rachbini.
Kabar wafatnya Arif Budimanta pertama kali disampaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui unggahan di media sosial. Arif, yang dikenal luas sebagai ekonom dan intelektual yang aktif di berbagai bidang, menjabat sebagai Ketua Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata PP Muhammadiyah. Pria kelahiran Medan, 15 Maret 1968 ini, meninggalkan jejak yang signifikan di dunia akademik, politik, dan organisasi masyarakat.
Didik Rachbini mengenang Arif Budimanta bukan hanya sebagai seorang ekonom, tetapi juga seorang aktivis, akademisi, dan politisi yang produktif. Arif pernah menjadi anggota DPR RI periode 2009–2014 dari PDI Perjuangan. Sebelum terjun ke politik, ia lama berkiprah sebagai Direktur Eksekutif Megawati Institute, sebuah think tank yang berafiliasi dengan partai tersebut.
“Arif adalah adik kelas saya di IPB. Kepergiannya terlalu cepat karena usianya masih relatif muda. Tetapi takdir tidak bisa ditolak, dan kami ikhlas melepasnya,” ungkap Didik Rachbini dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 6 September 2025.
Semasa hidupnya, Arif Budimanta dikenal sebagai sosok yang produktif menulis buku dan artikel di berbagai media nasional terkemuka, seperti Kompas, Bisnis Indonesia, dan DetikFinance. Tulisan-tulisannya banyak menyoroti isu-isu krusial seperti ketimpangan ekonomi, pengembangan UMKM, investasi, hingga keberlanjutan.
Beberapa karya Arif Budimanta yang menonjol antara lain buku Pancasilanomics: Ekonomi Pancasila dalam Gerak (2019). Dalam buku ini, ia mengulas bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat menjadi fondasi bagi sistem ekonomi Indonesia yang adil dan inklusif. Selain itu, ia juga menulis Arsitektur Ekonomi Indonesia, sebuah karya yang mengkritisi pembangunan ekonomi liberal dan menawarkan desain ekonomi berbasis konstitusi, sesuai dengan amanat Pasal 33 UUD 1945.
Kiprah Arif Budimanta di Politik dan Pendidikan
Di dunia politik, Arif Budimanta dikenal sebagai pelopor “gerakan sunyi” di DPR. Gerakan ini merupakan upaya untuk menghidupkan ekonomi konstitusi dengan melibatkan berbagai fraksi. Ia gigih mendorong agar indikator kesejahteraan rakyat menjadi prioritas utama dalam penyusunan APBN, alih-alih hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi semata.
Selain aktif di PDI Perjuangan, Arif juga memberikan kontribusi signifikan dalam bidang sosial dan pendidikan melalui Yayasan Wakaf Paramadina yang menaungi Universitas Paramadina. Didik Rachbini menyoroti peran Arif sebagai intelektual dan akademisi yang sangat menonjol, terutama dalam mengkritisi kebijakan publik serta merancang gagasan ekonomi politik yang berpihak pada kepentingan rakyat.
“Banyak pemikiran Arif yang bisa menjadi pelajaran berharga bagi generasi mendatang. Ia meninggalkan warisan intelektual yang penting bagi pembangunan ekonomi Indonesia,” pungkas Didik Rachbini, menandaskan betapa berharganya kontribusi Arif Budimanta bagi bangsa.
Pilihan Editor: Syarat Indonesia jadi Negara Maju