Asing Kabur! Rp 9,76 Triliun Modal Keluar dari Indonesia Sepekan

Admin

No comments

BANK Indonesia (BI) melaporkan adanya aliran modal asing keluar bersih sebesar Rp 9,76 triliun selama periode 29 September hingga 2 Oktober 2025. Informasi ini diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan tertulisnya pada hari Sabtu, 4 Oktober 2025.

Secara lebih rinci, Denny menjelaskan bahwa angka Rp 9,76 triliun tersebut merupakan akumulasi dari penjualan bersih (jual neto) di berbagai instrumen investasi. Pasar saham mencatat jual neto sebesar Rp 3,31 triliun, sementara pasar Surat Berharga Negara (SBN) mengalami jual neto yang lebih besar, yaitu Rp 9,16 triliun. Namun, di sisi lain, terdapat aliran modal asing masuk (beli neto) sebesar Rp 2,71 triliun yang tercatat pada instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Jika ditarik lebih jauh, sejak awal tahun hingga 2 Oktober 2025, pergerakan modal asing menunjukkan dinamika yang beragam. Pasar saham mencatat modal asing keluar bersih sebesar Rp 53,43 triliun dan SRBI sebesar Rp 128,4 triliun. Sementara itu, pasar SBN justru menjadi daya tarik bagi investor asing, dengan catatan modal asing masuk bersih sebesar Rp 24,39 triliun.

Selain pergerakan modal, indikator risiko investasi Indonesia juga menunjukkan perkembangan positif. Premi risiko investasi atau premi credit default swap (CDS) Indonesia lima tahun berada di angka 78,87 basis poin (bps) per 2 Oktober 2025, mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi 83,04 bps pada 26 September 2025.

Di pasar obligasi, tingkat imbal hasil (yield) SBN 10 tahun juga mengalami penurunan. Pada Jumat pagi, 3 Oktober 2025, yield SBN 10 tahun turun menjadi 6,3 persen, setelah sebelumnya berada di level 6,32 persen. Tren penurunan juga terjadi pada imbal hasil surat utang pemerintah AS (US Treasury) dengan tenor 10 tahun, yang turun ke level 4,08 persen per Kamis, 2 Oktober 2025.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka pada level Rp 16.750 per dolar AS pada Jumat pagi. Pada penutupan perdagangan hari sebelumnya, rupiah ditutup pada level Rp 16.580 per dolar AS.

Menanggapi dinamika ini, Denny menegaskan bahwa BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait. Langkah ini diambil untuk mengoptimalkan strategi bauran kebijakan dalam rangka mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Pilihan Editor: Dampak Ekonomi Cukai Rokok 2026 Tidak Naik

Tags:

Share:

Related Post