Kunjungan wisatawan ke Kota Bandung melonjak drastis pada triwulan III 2025. Tercatat, 6,5 juta wisatawan membanjiri Kota Kembang, hampir dua kali lipat dibandingkan periode Januari hingga Juni 2025 yang mencatatkan 3,53 juta kunjungan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Adi Junjunan Mustafa, mengungkapkan optimisme tinggi terkait pencapaian target tahunan. “Target kami 8,7 juta kunjungan wisatawan pada tahun 2025. Dengan capaian yang menggembirakan ini, kami yakin target tersebut akan tercapai,” ujarnya.
Lantas, apa yang menjadi daya tarik utama Bandung bagi para pelancong? Adi menjelaskan bahwa wisata kuliner masih menjadi primadona. “Sekitar 60 persen wisatawan datang ke Bandung untuk menikmati kelezatan aneka sajian kuliner khas,” ungkapnya.
“Kuliner memang menjadi magnet utama wisata Bandung,” tegas Adi. “Sisanya, wisatawan tertarik dengan wisata belanja, fashion, dan heritage. Bandung dikenal memiliki daya cipta kuliner yang khas dan selalu menghadirkan inovasi baru.”
Lebih lanjut, Adi menyoroti bahwa wisatawan kini lebih tertarik pada pengalaman otentik kelokalan Bandung daripada sekadar mengunjungi tempat hiburan. Oleh karena itu, ia mendorong pelaku UMKM untuk terus memperkuat citra Bandung sebagai kota kuliner kreatif.
Selain kuliner, beberapa destinasi wisata populer di Bandung juga menjadi incaran wisatawan, seperti Kawasan Kota Tua Bandung, Masjid Raya Al Jabbar yang megah, Museum Geologi yang edukatif, Saung Angklung Udjo yang melestarikan seni tradisional, Taman Lalu Lintas yang ramah anak, dan Kiara Artha Park dengan berbagai atraksinya.
“Pola kunjungan wisatawan kini semakin merata,” jelas Adi. “Tidak hanya terpusat di pusat kota, tetapi juga meluas ke destinasi-destinasi di pinggiran yang menawarkan suasana baru dan pengalaman yang berbeda.”
Wisatawan domestik masih mendominasi kunjungan ke Bandung. Meskipun demikian, Adi menambahkan bahwa Bandung tetap menjadi salah satu kota tujuan favorit bagi wisatawan asing di Asia Tenggara, terutama dari Malaysia, Singapura, dan Thailand.
“Kami secara rutin menggelar kegiatan promosi pariwisata, seperti travel dialog, table top, hingga pameran di kota-kota besar seperti Surabaya, Solo, dan Medan,” kata Adi. “Bahkan, tahun ini kami berpartisipasi dalam pameran internasional MATTA Fair di Malaysia untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara.”
Pilihan Editor: Sebab Musabab Dana Daerah Menumpuk di Bank