BADAN Pangan Nasional (Bapanas) menegaskan bahwa pasokan beras ke pasar tetap terjaga, kendati sempat terjadi kelangkaan beras premium di sejumlah ritel modern. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menjelaskan bahwa kondisi ini merupakan bagian dari proses penyesuaian oleh penggilingan padi untuk memastikan produk yang disalurkan benar-benar memenuhi standar label beras premium. “Beberapa pasokan ke ritel modern memang sempat mengalami penurunan, karena teman-teman penggilingan padi ingin comply sesuai dengan informasi yang ada di label,” ungkap Arief dalam keterangan resmi yang diterima Rabu, 3 September 2025.
Standar kualitas yang dimaksud meliputi kadar broken maksimal 15 persen, kadar air maksimal 14 persen, dan derajat sosoh minimal 95 persen. Arief meyakini, begitu standar-standar tersebut terpenuhi, penggilingan padi akan segera mengalirkan stok kembali ke ritel modern. “Kalau sudah sesuai, mereka akan kembali kirim ke modern market,” tambahnya. Kasus beras oplosan yang terungkap beberapa waktu lalu juga menjadi pelajaran berharga, mendorong penggilingan padi untuk lebih disiplin dalam memproduksi dan melabeli produk mereka. “Kejadian kemarin menjadi review buat kita semua, salah satunya supaya penggilingan padi lebih disiplin memproduksi sesuai dengan keterangan yang ada di label,” kata Arief.
Dalam upaya berkelanjutan menstabilkan harga pangan dan ketersediaan pasokan beras, pemerintah melalui Bapanas terus bergerak aktif. Berbagai program intervensi pasar telah dan akan terus digalakkan, meliputi penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), penyelenggaraan Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai wilayah pusat dan daerah, serta distribusi bantuan pangan beras kepada masyarakat yang membutuhkan.
Seluruh beras yang disalurkan dalam program-program pemerintah berasal dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola oleh Perum Bulog. Saat ini, stok CBP tercatat sangat solid, mencapai 3,9 juta ton. Jumlah ini dinilai lebih dari cukup untuk menopang strategi pemerintah dalam mengendalikan inflasi dan menjamin stabilitas pasokan serta harga pangan di seluruh pelosok negeri.
Efektivitas intervensi ini tercermin dari laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai inflasi. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismatini, mengungkapkan pada Agustus 2025, beras menyumbang andil inflasi sebesar 0,03 persen, dengan tingkat inflasi bulanan keseluruhan mencapai 0,73 persen. Angka ini menunjukkan perbaikan signifikan. “Inflasi beras ini cenderung sudah lebih rendah dibandingkan dengan inflasi beras pada bulan Juli 2025 lalu yang mencapai 1,35 persen,” jelas Pudji dalam konferensi pers daring pada Senin, 1 September 2025.
Penurunan inflasi beras bulanan ini disinyalir kuat dipengaruhi oleh masifnya penyaluran bantuan pangan beras periode Juni-Juli 2025. Sebanyak 365 ribu ton beras telah sukses didistribusikan kepada 18,27 juta Penerima Bantuan Pangan (PBP), dengan realisasi penyaluran yang impresif mencapai 98,23 persen dari target. Program ini terbukti berperan vital dalam menjaga daya beli masyarakat dan menekan lonjakan harga beras.
Selain itu, Bapanas juga menegaskan bahwa keberlanjutan distribusi beras SPHP secara agresif turut menopang stabilitas pasokan beras di pasaran. Hingga akhir Agustus 2025, realisasi penyaluran SPHP telah mencapai 303 ribu ton. Pemerintah menargetkan penyaluran SPHP sebesar 1,3 juta ton selama periode Juli-Desember 2025, yang akan didistribusikan melalui berbagai kanal, termasuk BUMN sektor pangan, pemerintah daerah, BUMD, asosiasi, UMKM, hingga jaringan ritel modern dan pasar tradisional.
Arief Prasetyo Adi menekankan, beras adalah komoditas strategis yang sangat sensitif terhadap gejolak inflasi. Oleh karena itu, Bapanas berkomitmen penuh untuk terus memastikan ketersediaan beras dan keterjangkauan harganya melalui serangkaian intervensi pasar yang terukur. “Agar daya beli masyarakat terjaga dan stabilitas pangan nasional tetap terjamin,” pungkas Arief, menegaskan misi krusial Bapanas dalam mengawal ketahanan pangan Indonesia.
Pilihan Editor: Mengapa Pemerintah Terus Menambah Bandara Internasional