Bank Indonesia (BI) angkat bicara mengenai perbedaan data dana Pemerintah Daerah (Pemda) yang mengendap di perbankan, sebuah isu yang mencuat antara Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Denny Prakoso, menegaskan bahwa data yang disampaikan Bank Indonesia berasal dari laporan bulanan perbankan mengenai posisi simpanan. “Dapat kami sampaikan bahwa Bank Indonesia memperoleh data posisi simpanan perbankan dari laporan bulanan yang disampaikan oleh seluruh kantor bank,” jelas Denny dalam keterangan tertulis, Rabu (22/10).
Denny menambahkan, bank-bank di Indonesia melaporkan data tersebut berdasarkan posisi akhir bulan. Bank Indonesia kemudian melakukan verifikasi dan pengecekan kelengkapan data. Lebih lanjut, Denny memastikan bahwa data laporan tersebut tersedia di situs web BI dan dapat diakses oleh publik. “Data posisi simpanan perbankan tersebut secara agregat dipublikasikan dalam Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia di website Bank Indonesia,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi pernyataan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang membantah angka dana mengendap sebesar Rp 2,3 triliun, dan menyebutkan angka yang benar adalah Rp 4,1 triliun.
Purbaya meminta Dedi Mulyadi untuk memeriksa kembali data tersebut. Ia bahkan mengisyaratkan kemungkinan adanya informasi yang kurang tepat dari stafnya. Menurut Purbaya, angka yang ia sampaikan sesuai dengan data Bank Indonesia dan Kementerian Dalam Negeri. “Tanya aja ke bank sentral. Itu kan data dari sana. Harusnya dia cari, kemungkinan besar anak buahnya juga ngibulin dia,” kata Purbaya, dikutip Rabu (21/10).
“Itukan dari laporan perbankan, kan. Data Pemda sekian, ini sekian. Sepertinya data saya sama dengan data Pak Tito waktu saya ke Kemendagri kemarin. Waktu pagi Pak Tito menjelaskan data di perbankan ada berapa. Angkanya mirip kok,” imbuh Purbaya.
Purbaya juga mempertanyakan sumber data yang dimiliki oleh Dedi Mulyadi, mengingat Dedi hanya memiliki akses ke data Bank Jawa Barat. Sementara itu, data yang disampaikan Purbaya berasal dari laporan rutin seluruh perbankan di Indonesia kepada Bank Indonesia. “Pak Dedy tau semua bank? Kan dia hanya tahu jabar aja kan. Saya enggak pernah diskusi describe data Jabar aja kan, kalau dia bisa turunkan sendiri saya enggak tahu dari mana datanya,” pungkas Purbaya.