PELAKU pasar kripto mencermati konsolidasi yang terjadi di pasar global dan aset kripto. Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping di Busan, Korea Selatan, menjadi sorotan utama, menunjukkan bahwa faktor geopolitik masih menjadi penggerak penting bagi sentimen investor.
“Konsolidasi harga yang terjadi saat ini sebenarnya adalah cerminan dari mekanisme adaptasi pasar digital terhadap perubahan kondisi makroekonomi global yang bergerak sangat cepat,” jelas Vice President Indodax, Antony Kusuma, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 1 November 2025.
Di tengah dinamika global yang kompleks, aset kripto mengalami koreksi moderat. Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) masing-masing mengalami penurunan sebesar 1,66 persen dan 1,64 persen. Akibatnya, kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan menyusut sekitar 0,77 persen.
Lebih lanjut, Antony Kusuma menjelaskan bahwa investor kini tidak hanya terpaku pada angka suku bunga atau kebijakan moneter semata. Mereka mulai mengevaluasi konteks yang lebih luas, mulai dari implikasi geopolitik, pergerakan modal institusional, hingga psikologi pasar yang berkembang.
Koreksi pasar yang terjadi setelah pengumuman The Fed menjadi bukti nyata dari perilaku pasar yang semakin rasional. “Pertemuan Trump–Xi menegaskan kembali bahwa faktor geopolitik tetap menjadi salah satu kekuatan utama yang membentuk sentimen investor,” imbuhnya.
Kesepakatan terkait tarif dan penyelesaian isu *rare earths* memberikan sedikit angin segar, namun pasar cenderung bersikap hati-hati dan menunggu implementasi nyata sebelum memberikan reaksi yang signifikan.
Dalam situasi seperti ini, Antony menyarankan agar investor kripto yang bijak memanfaatkan volatilitas pasar untuk melakukan akumulasi aset, alih-alih hanya mengikuti tren harga sesaat.
Volatilitas, menurutnya, seharusnya dilihat sebagai peluang strategis. Pasar digital berbeda dengan pasar tradisional. Fluktuasi harga yang tajam menciptakan momen penting bagi investor untuk mengoptimalkan portofolio mereka.
Disiplin, diversifikasi, dan pemahaman fundamental aset menjadi kunci utama. Investor yang mampu membaca konteks ekonomi global dan memahami perilaku institusional akan lebih siap menghadapi ketidakpastian jangka pendek, sekaligus memaksimalkan potensi keuntungan jangka panjang.
Antony Kusuma menekankan pentingnya memahami interaksi antara kebijakan moneter dan sentimen pasar digital. “Pemangkasan suku bunga dan pertemuan Trump – Xi Jinping memberikan sinyal likuiditas, tetapi efeknya selalu relatif terhadap kondisi ekonomi riil dan ekspektasi investor,” terangnya.
Kombinasi antara kebijakan moneter The Fed dan isu perdagangan internasional menciptakan tekanan tersendiri pada aset digital. Namun, kondisi ini juga membuka peluang bagi investor yang disiplin dan memiliki strategi yang matang.
Antony juga menyoroti bahwa investor institusional menunjukkan kedewasaan dengan memanfaatkan koreksi pasar untuk melakukan akumulasi. Sementara itu, investor ritel disarankan untuk selalu memperbarui informasi, menyesuaikan strategi investasi, dan melakukan analisis mandiri sebelum mengambil keputusan.
Pilihan Editor: Perdagangan Aset Kripto Minim Sentimen Positif





