Sibisnis JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam pada perdagangan Senin (1 September 2025), terperosok 94,42 poin atau 1,21% hingga mencapai level 7.736,06. Sentimen domestik pasca aksi demonstrasi menjadi pemicu utama koreksi ini.
Oktavianus Audi, VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia, memperkirakan bahwa IHSG masih berpotensi mengalami koreksi terbatas pada perdagangan hari ini, Selasa (2 September 2025). “Syaratnya, stabilitas sosial-politik harus pulih dan tidak ada aksi lanjutan,” ungkapnya kepada Kontan, Selasa (2 September 2025).
Kekhawatiran pasar, terutama investor asing, terlihat jelas dari arus modal asing yang keluar dari pasar finansial domestik. Audi menyoroti hal ini sebagai faktor penting yang memengaruhi pergerakan IHSG.
IHSG Naik Lebih 1% di Sesi Pagi Selasa (2/9), Saham ANTM, JPFA, MDKA Jadi Top Gainers
Data menunjukkan *capital outflow* selama dua hari bursa terakhir mencapai Rp 1,1 triliun pada 29 Agustus 2025, dan melonjak menjadi Rp 2,16 triliun pada 1 September 2025 di seluruh perdagangan. Angka ini mengindikasikan sentimen *risk-off* yang kuat di kalangan investor.
Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga menembus level Rp16.400 per dolar AS semakin memperkuat kekhawatiran pasar. Depresiasi rupiah ini menjadi indikator lain dari sentimen negatif yang sedang berlangsung.
Meskipun demikian, Audi memiliki pandangan yang lebih optimis terhadap prospek IHSG di semester II-2025, dengan memperkirakan outlook yang lebih stabil bahkan positif.
IHSG Rebound Selasa (2/9) Pagi, Menguat 1,09% Ikuti Bursa Asia
Keyakinan ini didasarkan pada potensi masuknya kembali dana asing (*inflow*) ke saham-saham *blue chip*. “Emiten yang menjadi *leader*, khususnya yang sensitif terhadap suku bunga, akan mendapatkan angin segar,” jelas Audi.
Kenaikan harga komoditas juga diprediksi akan menjadi katalis positif bagi IHSG. Permintaan yang tetap kuat pada komoditas emas, CPO (Crude Palm Oil), serta perbaikan pada sektor batubara dan tembaga, diharapkan dapat mendorong kinerja IHSG.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Audi merekomendasikan strategi *trading buy* untuk saham ANTM dengan target harga Rp 3.770 per saham. Ia juga merekomendasikan *trading buy* saham BRMS dengan target harga Rp 600 per saham. Terakhir, Audi menyarankan pembelian saham BBRI dengan target harga Rp 4.250 per saham.