MENTERI Perhubungan, Dudy Purwagandhi, menegaskan bahwa dibukanya kembali rute penerbangan internasional merupakan langkah strategis untuk memperluas aksesibilitas transportasi udara, sekaligus memperkuat daya saing Indonesia di panggung global. Pembukaan rute ini diharapkan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi daerah dan penguatan posisi Indonesia dalam jaringan konektivitas global.
“Pembukaan rute internasional ini diharapkan tidak hanya membuka peluang mobilitas bagi wisatawan mancanegara dan pelaku usaha, tetapi juga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta memperkuat posisi Indonesia dalam jaringan konektivitas global,” ujar Dudy dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu, 7 September 2005.
Pernyataan ini disampaikan sebagai respons positif terhadap peningkatan status Bandara Ahmad Yani Semarang yang secara resmi melayani penerbangan internasional sejak 4 September 2025. Penerbangan perdana dilayani oleh AirAsia dengan rute Kuala Lumpur-Semarang, yang akan beroperasi tujuh kali seminggu. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan konektivitas udara dan menarik wisatawan mancanegara.
Menurut Dudy, pembukaan kembali rute internasional ini adalah implementasi dari penetapan 36 bandara internasional, sesuai dengan visi Astacita Presiden Prabowo Subianto untuk memperluas konektivitas, meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara, serta memperkuat perekonomian daerah.
“Pembukaan kembali rute internasional ini adalah bagian dari strategi besar pemerintah dalam memperluas aksesibilitas transportasi udara di luar kota-kota besar,” jelasnya. Pemerintah berupaya meratakan pertumbuhan ekonomi dengan membuka gerbang udara di berbagai daerah.
Selain Semarang, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) Palembang juga telah kembali melayani penerbangan internasional sejak 18 Juli 2025, dengan rute Kuala Lumpur-Palembang yang dioperasikan oleh AirAsia Berhad sebanyak tujuh kali seminggu. Penerbangan perdana ini mencatatkan load factor yang sangat menggembirakan, yakni di atas 90 persen.
Ke depan, konektivitas Palembang akan semakin ditingkatkan dengan pembukaan rute Kuala Lumpur-Palembang oleh Batik Air Malaysia mulai 13 September 2025, yang akan beroperasi tiga kali seminggu. Selanjutnya, Scoot juga telah menjadwalkan pembukaan rute Singapura-Palembang pada Januari 2026, yang akan semakin memperluas jangkauan penerbangan internasional dari dan ke Palembang.
Bandara SMB II Palembang tidak hanya melayani penerbangan reguler, tetapi juga penerbangan sewa Umrah. Lion Air telah membuka rute Palembang-Jeddah sejak 10 Juli 2025 dengan frekuensi satu kali seminggu, diikuti oleh Garuda Indonesia pada 15 Juli 2025 dengan frekuensi dua kali seminggu. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memfasilitasi perjalanan ibadah bagi masyarakat.
Sejak kembali dibuka untuk penerbangan internasional, Bandara SMB II Palembang mencatatkan pertumbuhan positif dalam pergerakan penumpang internasional. Pada Juli 2025, tercatat 4.481 penumpang, dan jumlah ini meningkat signifikan menjadi 10.166 penumpang pada Agustus 2025. Peningkatan ini menunjukkan bahwa pembukaan rute internasional memberikan dampak nyata bagi sektor pariwisata dan ekonomi daerah.
Dudy menekankan bahwa Palembang dan Semarang memiliki peran strategis sebagai pintu masuk wisata sekaligus pusat ekonomi daerah. “Kami berharap momentum ini dapat mendorong peningkatan layanan, memperkuat kolaborasi dengan maskapai, serta mengoptimalkan promosi destinasi wisata dan potensi unggulan masing-masing wilayah,” ungkapnya. Pemerintah terus berupaya mengembangkan potensi wisata dan ekonomi di kedua kota ini.
Kementerian Perhubungan, melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, operator bandara, maskapai penerbangan, dan seluruh pemangku kepentingan terkait. Tujuannya adalah untuk memastikan standar internasional tetap terjaga, baik dari sisi keselamatan maupun kenyamanan penumpang.
“Kami memastikan standar internasional tetap terjaga, baik dari sisi keselamatan maupun kenyamanan penumpang. Selain itu, kami juga terus mendorong agar rute yang dibuka dapat berkembang secara berkelanjutan,” tegas Dudy. Pemerintah berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa penerbangan.
Lebih lanjut, Dudy berharap bahwa beroperasinya kembali penerbangan internasional di Semarang dan Palembang tidak hanya membuka akses bagi wisatawan, tetapi juga memperluas peluang ekspor produk unggulan daerah, menarik investasi asing, dan menumbuhkan perekonomian regional. Dengan terbukanya konektivitas udara, diharapkan roda ekonomi daerah dapat berputar lebih cepat dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Pilihan Editor: Mengapa Pemerintah Terus Menambah Bandara Internasional