Sibisnis JAKARTA. Kabar kurang menggembirakan datang dari PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA). Perusahaan penyedia layanan laboratorium kesehatan ini mencatatkan penurunan kinerja keuangan pada semester I-2025.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Kamis (31/7), laba bersih PRDA mengalami penurunan signifikan sebesar 40% secara tahunan (YoY), menyusut menjadi Rp 69,60 miliar. Angka ini kontras dengan perolehan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu semester I-2024, yang mencapai Rp 115,52 miliar.
Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Pacu Kinerja di Tahun Ini
Tidak hanya laba bersih, pendapatan PRDA dari kontrak dengan pelanggan juga mengalami penurunan tipis, sebesar 0,5% YoY, menjadi Rp 1,02 triliun dari sebelumnya Rp 1,03 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan oleh performa segmen rutin yang terkoreksi menjadi Rp 710,30 miliar, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mencatatkan Rp 724,50 miliar.
Namun, di tengah penurunan tersebut, terdapat secercah harapan. Pendapatan dari segmen esoterik justru menunjukkan peningkatan, naik dari Rp 236,85 miliar menjadi Rp 243,48 miliar. Begitu pula dengan segmen non laboratorium yang mengalami kenaikan dari Rp 70,91 miliar menjadi Rp 73,56 miliar.
Peningkatan beban pokok penjualan juga turut memengaruhi penurunan laba kotor. Beban pokok penjualan PRDA tercatat sebesar Rp 429,08 miliar selama periode ini, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar Rp 413,34 miliar.
Dengan demikian, PRDA menghasilkan laba kotor senilai Rp 598,26 miliar, menurun dibandingkan posisi laba kotor setahun sebelumnya yang mencapai Rp 618,93 miliar.
Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi untuk Genjot Bisnis di Tahun 2025
Dari sisi neraca, total aset PRDA pada semester I 2025 tercatat sebesar Rp 2,57 triliun. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan posisi aset per Desember 2024 yang mencapai Rp 2,84 triliun.
Di sisi lain, liabilitas PRDA menunjukkan penurunan dari Rp 355,45 miliar menjadi Rp 259,20 miliar pada periode yang sama.
Sementara itu, ekuitas PRDA tercatat sebesar Rp 2,31 triliun, menurun dibandingkan posisi sebelumnya yang sebesar Rp 2,48 triliun per Desember 2024. Penurunan kinerja ini tentu menjadi perhatian bagi para investor dan pemangku kepentingan PRDA, dan strategi perusahaan untuk bangkit di sisa tahun 2025 akan menjadi kunci.