PRESIDEN Prabowo Subianto dijadwalkan untuk menyampaikan pidato kenegaraan mengenai Rancangan Undang-undang (RUU) APBN 2026 beserta nota keuangan dalam sidang paripurna DPR pada hari Jumat siang, 15 Agustus 2025. Fokus utama pidato ini adalah pemaparan postur fiskal negara, termasuk proyeksi defisit anggaran untuk tahun mendatang.
Sebelumnya, dalam sidang paripurna DPR yang berlangsung pada 24 Juli, pemerintah menargetkan defisit anggaran tahun 2026 maksimal sebesar 2,53 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara itu, target pendapatan negara ditetapkan maksimal 12,31 persen terhadap PDB, dan belanja negara diproyeksikan maksimal 14,83 persen terhadap PDB.
Target defisit ini lebih rendah dibandingkan proyeksi defisit APBN 2025 yang diperkirakan membengkak menjadi Rp 662 triliun, atau setara dengan 2,78 persen dari PDB. Angka ini mengalami kenaikan dari target awal yang sebesar Rp 616,2 triliun atau 2,53 persen PDB, sebagaimana tertuang dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, sebelumnya mengingatkan bahwa ekonomi Indonesia tahun depan masih akan diwarnai ketidakpastian. Dari sisi penerimaan negara, belum terlihat adanya sumber pertumbuhan yang signifikan dan berkelanjutan.
Di sisi lain, sejumlah program ambisius seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pembangunan 3 juta rumah memerlukan alokasi anggaran yang besar. “Program-program prioritas tahun depan tetap akan menyedot alokasi anggaran besar. Karena itu, proyeksi defisit yang lebih rendah rasanya sulit tercapai,” ungkap Bhima kepada Tempo, Selasa, 29 Juli 2025.
Ekonom sekaligus pakar kebijakan publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menambahkan bahwa pidato Prabowo hari ini akan menjadi sorotan utama. Tahun kedua pemerintahan akan menjadi penentu keseimbangan antara janji-janji kampanye dan realitas fiskal yang ada.
Menurut Achmad, pendapatan negara yang rendah dan belanja yang tinggi membutuhkan disiplin fiskal yang ketat. “Nota Keuangan 2026 akan menjadi ujian bagi kemampuan Prabowo menyeimbangkan ambisi dengan kapasitas fiskal negara.”
Riani Sanusi Putri berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Kabinet Besar Prabowo Membuat Defisit APBN Bertambah