RISE & BYAN Biang Keladi! Saham Penggerak & Penekan IHSG Sepekan

Admin

No comments

Sibisnis JAKARTA – Perdagangan saham selama sepekan terakhir, dari tanggal 3 hingga 7 November 2025, diwarnai dengan tekanan pada saham milik konglomerat Hermanto Tanoko (RISE) dan Low Tuck Kwong (BYAN). Kedua saham ini tercatat sebagai emiten dengan kinerja terburuk (top laggards) pada periode tersebut.

Penurunan kinerja saham RISE dan BYAN terjadi di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dalam sepekan yang sama, IHSG justru melaju kencang dan mencetak rekor tertinggi baru (all time high/ATH) di level 8.394,59, dengan kenaikan mencapai 2,83%.

Pada penutupan perdagangan Jumat (7/11/2025), harga saham PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk. (RISE) berada di level Rp8.550. Angka ini menunjukkan koreksi signifikan sebesar -25,81% atau setara dengan 2.975 poin. Penurunan tajam ini memberikan kontribusi pemberat indeks komposit sebesar 11,21 poin.

: IHSG Pekan Ini Tembus ATH Baru, Simak Sektor Saham yang Berpotensi Menguat ke Depan

Di urutan kedua saham dengan penurunan terdalam, terdapat PT Bayan Resources Tbk. (BYAN). Saham perusahaan milik Low Tuck Kwong ini terkoreksi -1,52% dalam sepekan, menjadi Rp17.875. Koreksi BYAN turut membebani IHSG dengan kontribusi negatif sebesar 4,55 poin.

Selanjutnya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) menempati posisi ketiga sebagai top laggards. Harga saham pengelola jaringan minimarket Alfamart ini turun 4,98% ke level Rp1.910, memberikan andil sebesar 4,11 poin terhadap bobot pemberat IHSG.

: Merdeka Copper (MDKA) Beberkan Faktor Lesatan Harga Saham MBMA

Sumber Alfaria Trijaya Tbk. – TradingView

Berbanding terbalik dengan deretan saham yang tertekan, beberapa saham justru menunjukkan performa yang menggembirakan dan menjadi pemimpin penguatan (top leaders) selama sepekan. Jajaran ini didominasi oleh saham-saham milik konglomerasi. Salah satunya adalah PT Dian Swastika Sentosa Tbk. (DSSA), emiten di bawah Grup Sinar Mas, yang melesat 18,24% ke level Rp100.000. Penguatan DSSA memberikan dorongan signifikan bagi IHSG dengan kontribusi sebesar 56.57 poin.

Selain DSSA, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), emiten milik Prajogo Pangestu, juga mencatatkan kinerja positif. Saham BREN menguat 14,99% menjadi Rp9.975, dan menyumbang 53,27 poin terhadap laju indeks komposit.

: Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu, 8 November Naik, Buyback Ikut Loncat Rp9.000

Melengkapi daftar top leaders, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) turut mencatatkan kenaikan. Saham TLKM meningkat 8,10% menjadi Rp3.470, dan berkontribusi 28,34 poin dalam menopang penguatan IHSG.

Menurut riset Stockbit Sekuritas, terjadi pergeseran (rotasi) investasi sejak pertengahan Oktober hingga awal November 2025. Dana investor terlihat beralih dari saham-saham konglomerasi menuju saham-saham blue chip.

Stockbit Sekuritas mencatat, sejak penutupan bursa pada 16 Oktober hingga 3 November 2025, saham-saham blue chip mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan. Hal ini tercermin dari penguatan indeks LQ45 sebesar 8%, jauh melampaui kenaikan IHSG yang hanya 2% pada periode yang sama.

“Kami melihat kenaikan harga saham-saham blue chip masih berada dalam fase awal dan berpotensi melanjutkan penguatannya setidaknya hingga akhir tahun 2025,” tulis riset Stockbit Sekuritas.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Share:

Related Post