Sibisnis JAKARTA. Rupiah menunjukkan performa positif terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini. Data dari Bloomberg menunjukkan, pada Kamis (2/10) pukul 12.00 WIB, nilai tukar rupiah menguat sebesar 0,16% ke level Rp 16.610 per dolar AS.
Sebelumnya, pada hari Rabu (1/10/2025), rupiah di pasar spot juga mencatatkan penguatan sebesar 0,18% secara harian, berakhir di posisi Rp 16.635 per dolar AS. Tren positif ini menunjukkan momentum yang baik bagi mata uang Garuda.
Data dari Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) juga mengkonfirmasi penguatan rupiah. Rupiah berdasarkan Jisdor BI tercatat menguat 0,07% secara harian ke level Rp 16.680 per dolar AS.
Insentif PPN DTP Diperpanjang, Harga Emiten Properti Milik Aguan (PANI) Menggeliat
Lukman Leong, analis mata uang dan komoditas dari Doo Financial Futures, memberikan pandangannya terkait pergerakan rupiah. Ia menjelaskan bahwa data inflasi bulan September yang lebih tinggi dari perkiraan telah memicu ekspektasi bahwa Bank Indonesia (BI) akan lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan pemangkasan suku bunga.
“Walau dolar AS masih cenderung tertekan, rupiah juga masih akan susah menguat signifikan. Sentimen domestik belum sepenuhnya pulih. Sementara itu, data-data ekonomi penting AS akan mulai dirilis malam ini hingga akhir pekan,” ungkap Lukman kepada Kontan, Rabu (1/10).
Lebih lanjut, Lukman memprediksi bahwa pada hari Kamis (2/10), rupiah masih akan berkonsolidasi dalam rentang Rp 16.600 – Rp 16.700 per dolar AS. Pergerakan ini mencerminkan dinamika pasar yang masih mencari keseimbangan.
IHSG Naik 0,36% ke 8.072 pada Sesi I Kamis (2/10), Top Gainers: MBMA, AMRT, ADMR
