Shell Indonesia Tegaskan Komitmen Jual SPBU ke Sefas Group dan Citadel Pacific, Pasokan BBM Tak Jadi Halangan
JAKARTA – Pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell Indonesia menegaskan komitmen penuh dalam menyelesaikan penjualan seluruh jaringan SPBU mereka kepada konsorsium Sefas Group dan Citadel Pacific Limited (CPL). Meskipun belakangan ini terjadi isu keterbatasan stok Bahan Bakar Minyak (BBM), Shell memastikan bahwa hal tersebut tidak akan menghambat proses pengalihan aset ke perusahaan energi dan distribusi asal Indonesia serta perusahaan holding swasta yang berbasis di Asia-Pasifik ini.
Susi Hutapea, Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, menjelaskan bahwa pengumuman penjualan jaringan SPBU Shell kepada kedua perusahaan tersebut telah dilakukan sejak Mei 2025 lalu. “Tidak ada dampak apapun pada proses pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell di Indonesia. Semua pihak tetap memegang komitmen pada kesepakatan yang telah disepakati,” tegasnya dalam keterangan tertulis yang disampaikan pada Minggu, 28 September 2025.
Lebih lanjut, Susi menambahkan bahwa Shell Indonesia terus menjalin koordinasi intensif dengan pemerintah untuk memastikan kelancaran proses pengalihan SPBU. Proses ini diharapkan rampung pada tahun 2026. “Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait dan menantikan hasil positif dalam proses pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell di Indonesia,” imbuhnya.
Sebelumnya, Shell telah mengumumkan secara resmi penjualan seluruh jaringan SPBU mereka di Indonesia kepada perusahaan patungan yang dibentuk oleh Citadel Pacific Limited dan Sefas Group Indonesia. Transaksi ini mencakup sekitar 200 SPBU, di mana 160 unit di antaranya dimiliki langsung oleh Shell, seperti yang tertuang dalam keterangan resmi yang dirilis pada Jumat, 23 Mei 2025.
Citadel Pacific sendiri dikenal sebagai pemegang lisensi merek Shell di berbagai wilayah Asia-Pasifik, termasuk Guam, Saipan, Makau, Palau, dan Hong Kong. Sementara itu, Sefas Group merupakan mitra lama Shell di Indonesia yang saat ini memegang posisi sebagai distributor pelumas Shell terbesar di Tanah Air.
Meskipun terjadi peralihan kepemilikan, Susi Hutapea meyakinkan bahwa operasional bisnis SPBU Shell akan tetap berjalan normal. Pelanggan tetap dapat menikmati layanan seperti biasa selama masa transisi ini. “Kegiatan operasional bisnis SPBU Shell akan tetap berlangsung seperti biasa, hingga penyelesaian proses pengalihan kepemilikan ini diharapkan terjadi pada tahun depan,” jelas Susi, mengutip keterangan tertulis yang sama.
Shell juga memastikan bahwa mereka akan terus memasok bahan bakar kepada mitra dan konsumen melalui perjanjian lisensi merek. Penjualan jaringan ritel ini juga tidak akan memengaruhi lini bisnis pelumas Shell di Indonesia.
Shell tetap mengoperasikan pabrik pencampuran pelumas dengan kapasitas produksi mencapai 300 juta liter per tahun. Bahkan, mereka tengah membangun fasilitas produksi gemuk di Marunda, Jakarta Utara, dengan kapasitas 2.000 ton per tahun. Selain itu, terminal bahan bakar Shell di Gresik, Jawa Timur, juga akan tetap beroperasi.
Keputusan pelepasan aset ini merupakan bagian dari strategi global Shell untuk merampingkan portofolio bisnis hilir (downstream) dan menyusun ulang fokus usaha. Strategi ini telah disampaikan perusahaan dalam ajang Shell Capital Markets Day, yang menjadi bagian dari arah baru bisnis Shell secara global.
Nandito Putra berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Mengapa BBM Shell Langka