Sibisnis JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) diprediksi akan mencatatkan kinerja positif pada tahun 2025. Optimisme ini didorong oleh pencapaian marketing sales yang solid, mencapai Rp 3,1 triliun hingga pertengahan Agustus 2025.
Angka tersebut setara dengan 60% dari target marketing sales SMRA tahun ini, yaitu sebesar Rp 5 triliun. Dengan kata lain, Summarecon berada di jalur yang tepat untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Liza Camelia, Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia, menyoroti strategi diversifikasi sumber penjualan yang diterapkan perseroan. Fokus pengembangan proyek di Tangerang juga menjadi kunci untuk menjaga momentum positif. “Strategi ini membuat penjualan di tahun 2025 menjadi lebih merata,” jelas Liza kepada Kontan, Rabu (27/8/2025).
Summarecon (SMRA) Raih Marketing Sales Rp 3,1 Triliun, Optimis Target Tercapai
Lebih lanjut, Liza menambahkan bahwa stimulus Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) masih akan menjadi katalis positif bagi sektor properti, termasuk bagi kinerja Summarecon.
Pendapat serupa diungkapkan oleh Harry Su, Managing Director Research and Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia. Menurutnya, diskon PPN 100% untuk pembelian rumah akan berkontribusi signifikan terhadap peningkatan penjualan rumah di tahun 2025.
Berkaca pada tahun 2024, Harry melihat bahwa insentif PPN telah mendorong kinerja keuangan sejumlah perusahaan properti. Namun, ia mengingatkan bahwa tingkat suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) saat ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
“Mengingat sebagian besar transaksi rumah dilakukan melalui pembiayaan KPR, dampak positif dari insentif PPN mungkin tidak akan sebesar tahun sebelumnya,” ujar Harry kepada Kontan. Pernyataan ini mengindikasikan perlunya kehati-hatian dalam mengukur dampak insentif PPN.
Dengan demikian, arah kebijakan suku bunga KPR di masa depan akan menjadi sentimen penting yang perlu diperhatikan oleh para investor dan pelaku pasar properti. Perkembangan suku bunga akan sangat mempengaruhi daya beli masyarakat dan, pada akhirnya, kinerja penjualan properti.
Dus, Harry merekomendasikan untuk membeli saham SMRA dengan target harga Rp 600 per saham. Sementara itu, Liza merekomendasikan beli saham SMRA dengan target harga antara Rp 580 hingga Rp 600 per saham. Rekomendasi ini mencerminkan keyakinan analis terhadap potensi pertumbuhan SMRA di tengah dinamika pasar properti.
SMRA Chart by TradingView