Sibisnis – JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan pada perdagangan Selasa (16/9/2025) waktu setempat. Sentimen kehati-hatian membayangi para investor menjelang pengumuman penting terkait keputusan pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), yang dijadwalkan pada Rabu waktu setempat.
Menurut laporan Reuters yang dirilis pada Rabu (17/9/2025), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi sebesar 125,55 poin atau 0,27%, menutup perdagangan di level 45.757,90. Sementara itu, indeks S&P 500 juga mengalami penurunan sebesar 8,52 poin atau 0,13%, berakhir pada posisi 6.606,76. Indeks Nasdaq Composite turut melemah sebesar 14,79 poin atau 0,07%, mencapai level 22.333,96.
Dari total 11 sektor yang menjadi tolok ukur dalam indeks S&P 500, mayoritas atau enam sektor di antaranya harus rela parkir di zona merah. Sektor utilitas menjadi pemimpin pelemahan dengan penurunan signifikan sebesar 1,81%, diikuti oleh sektor properti yang terkoreksi 0,66%.
Baca Juga: Jadwal Rapat FOMC The Fed September-Desember 2025 Hingga Tahun 2026, Penentu Suku Bunga Acuan
Sepanjang sesi perdagangan, indeks S&P 500 mencatatkan 15 saham yang berhasil mencapai level tertinggi baru dalam periode 52 minggu terakhir. Namun, di sisi lain, terdapat pula 13 saham yang harus menyentuh titik terendahnya. Sementara itu, indeks Nasdaq membukukan 89 saham yang mencetak level tertinggi baru dan 58 saham yang mencatatkan level terendah baru.
Aktivitas perdagangan di bursa saham AS menunjukkan peningkatan, dengan total volume mencapai 17,11 miliar saham. Angka ini melampaui rata-rata volume perdagangan dalam 20 hari terakhir yang berada di angka 16,31 miliar saham. Indeks volatilitas CBOE (VIX), yang menjadi acuan ukuran ketidakpastian pasar, mengalami kenaikan hingga mencapai 16,04 poin, level tertinggi dalam lebih dari sepekan.
Baca Juga: IPO Merdeka Gold (EMAS), Begini Porsi Penjaminan dari 7 Sekuritas
Sebagian besar pelaku pasar masih menaruh harapan bahwa The Fed akan mengambil langkah pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan selama dua hari yang berakhir pada Rabu waktu setempat. Langkah ini diyakini sebagai respons terhadap indikasi pelemahan yang muncul di pasar tenaga kerja AS. Beberapa data ekonomi terbaru memang mengindikasikan adanya perlambatan di sektor ketenagakerjaan.
Meskipun data terbaru menunjukkan bahwa penjualan ritel AS pada bulan Agustus mengalami kenaikan yang lebih tinggi dari perkiraan, hal tersebut tampaknya tidak menggoyahkan ekspektasi pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga.
“Setiap data ekonomi yang masih memperlihatkan ketahanan justru akan semakin memperkuat posisi hawkish di dalam tubuh FOMC, dan hal ini berpotensi memberikan ruang bagi Ketua The Fed Jerome Powell untuk menyampaikan pernyataan yang sedikit lebih tegas dari yang diharapkan oleh pasar,” ujar Ross Mayfield, Investment Strategist Baird Private Wealth Management, seperti dikutip dari Reuters.
Selain itu, perhatian investor juga tertuju pada kabar mengenai konfirmasi Senat AS terhadap penasihat ekonomi Gedung Putih, Stephen Miran, sebagai anggota Dewan Gubernur The Fed. Di sisi lain, pengadilan banding menolak upaya yang dilakukan oleh mantan Presiden Donald Trump untuk memberhentikan Gubernur The Fed, Lisa Cook.
Sehari sebelumnya, indeks S&P 500 dan Nasdaq berhasil mencatatkan rekor tertinggi baru setelah sempat menyentuh level intraday tertinggi dalam beberapa sesi terakhir. Secara keseluruhan, tiga indeks utama di Wall Street masih membukukan kenaikan sepanjang bulan September, yang secara historis dikenal sebagai bulan yang kurang menguntungkan bagi pasar saham AS.
Dari sisi emiten, saham Oracle mengalami kenaikan sebesar 1,5% setelah Trump mengumumkan bahwa AS dan China telah mencapai kesepakatan untuk menjamin kelangsungan operasional aplikasi TikTok di AS.
Sejumlah laporan media mengindikasikan bahwa Oracle akan menjadi bagian dari konsorsium investor yang akan mengambil alih operasional TikTok di Amerika Serikat.
Baca Juga: IPO Merdeka Gold (EMAS) Tetapkan Harga Pelaksanaan Rp2.880, Dipandu 7 Sekuritas