
The Fed Kembali Naikkan Suku Bunga! Apa Dampaknya Bagi Rupiah?
The Fed menaikkan suku bunga efektif menjadi 4,11% untuk ketiga kalinya dalam sebulan, mencerminkan tekanan pasar pendanaan dan potensi dampak luas pada pasar uang.
The Fed menaikkan suku bunga efektif menjadi 4,11% untuk ketiga kalinya dalam sebulan, mencerminkan tekanan pasar pendanaan dan potensi dampak luas pada pasar uang.
The Fed siap memangkas suku bunga 25 basis poin akhir Oktober 2025 untuk menstabilkan pasar tenaga kerja AS yang melemah, meski inflasi terkendali.
Harga emas menguat setelah data inflasi AS favorit The Fed sesuai proyeksi pasar, sehingga meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga.
Harga emas naik tipis karena klaim pengangguran AS turun. Investor menanti data inflasi yang dapat memengaruhi kebijakan suku bunga The Fed.
Bank Jago (ARTO) fokus pada profitabilitas meski BI Rate turun jadi 4,75%. Mereka menilai NIM bukan satu-satunya indikator kinerja, dan tetap menjaga pertumbuhan serta profitabilitas.
The Fed dan BI pangkas suku bunga, saham properti dan keuangan melemah, IHSG naik 0,27% didukung saham grup Barito. Risiko aksi jual tetap ada.
Dolar AS melemah setelah The Fed memangkas suku bunga 0,25%, sementara euro dan yen menguat. Pemangkasan ini bertujuan menjaga pasar tenaga kerja di tengah perlambatan ekonomi.
Wall Street menanti keputusan The Fed terkait suku bunga minggu ini, dengan ekspektasi pemangkasan 25 basis poin untuk merespons pelemahan pasar tenaga kerja AS.
Presiden Fed New York, John Williams, sinyalkan pemangkasan suku bunga seiring waktu, fokus pada keseimbangan inflasi dan ketenagakerjaan.