The Fed Pangkas Suku Bunga Oktober 2025? Sinyal Kuat Terungkap!

Admin

No comments

Sibisnis – JAKARTA — Gubernur Federal Reserve (The Fed), Christopher Waller, memberikan sinyal kuat dukungan terhadap potensi pemangkasan suku bunga acuan lanjutan pada akhir bulan ini. Pernyataan ini muncul di tengah kekhawatiran yang meningkat mengenai indikasi pelemahan di pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS).

“Berdasarkan data pasar tenaga kerja yang kami amati, saya meyakini bahwa Komite Kebijakan Federal Reserve (FOMC) idealnya akan kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada akhir Oktober,” ungkap Waller dalam pidatonya di Council on Foreign Relations, seperti yang dikutip dari Reuters, Jumat (17/10/2025).

Lebih lanjut, Waller menekankan bahwa keputusan-keputusan berikutnya akan sangat bergantung pada data ekonomi yang akan datang. Ia secara khusus menyoroti pentingnya menyeimbangkan data pertumbuhan ekonomi (PDB) yang solid dengan tanda-tanda pelemahan yang terlihat di sektor tenaga kerja.

Baca Juga: Hilal Rate Cut The Fed Dibayangi Shutdown yang Tiada Akhir

Waller juga menambahkan bahwa tarif perdagangan baru yang diterapkan sejauh ini hanya memberikan dampak moderat terhadap inflasi. Ia menegaskan bahwa tekanan harga masih berada dalam jalur yang sesuai untuk mencapai target 2% yang ditetapkan The Fed. Oleh karena itu, fokus kebijakan kini beralih ke kondisi ketenagakerjaan, yang menurutnya menunjukkan sinyal-sinyal peringatan yang jelas.

Waller memperkirakan bahwa jika perekrutan tenaga kerja terus mengalami perlambatan dan inflasi tetap terkendali, The Fed seharusnya mempertimbangkan untuk menurunkan suku bunga acuan hingga mencapai level netral di kisaran 2,75%–3,00%. Level ini berarti sekitar 100–125 basis poin lebih rendah dari posisi suku bunga saat ini.

Baca Juga: Lima Nama Masuk Radar Trump untuk Ketua The Fed Pengganti Powell

Namun, Waller juga memberikan catatan penting. Ia menyatakan bahwa apabila pasar tenaga kerja kembali menunjukkan penguatan di tengah pertumbuhan ekonomi yang solid, maka langkah pemangkasan suku bunga lanjutan mungkin akan ditunda.

Dorongan untuk Pemangkasan Lebih Agresif

Baca Juga: Laporan The Fed: Ekonomi AS Stagnan, Konsumsi Melemah

Sementara itu, pandangan yang berbeda disampaikan oleh Gubernur baru The Fed, Stephen Miran. Miran, yang saat ini sedang mengambil cuti dari pemerintahan Trump untuk bertugas di bank sentral, berpendapat bahwa The Fed perlu mengambil langkah yang lebih agresif dalam memangkas suku bunga dibandingkan dengan pandangan yang dianut oleh rekan-rekannya.

Miran berargumen bahwa kebijakan imigrasi baru yang berpotensi menekan inflasi, serta meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China, memberikan ruang bagi The Fed untuk menurunkan biaya pinjaman jangka pendek dengan lebih cepat.

“Ekonomi AS saat ini masih berada dalam kondisi yang relatif baik, tetapi risiko-risiko baru muncul yang sebelumnya tidak ada. Menurut pandangan saya, kebijakan moneter yang berlaku saat ini terlalu ketat dan restriktif. Semakin lama kondisi ini dibiarkan, semakin besar pula risiko terjadinya perlambatan ekonomi,” tegas Miran.

Ia juga menekankan bahwa meningkatnya ketegangan perdagangan dengan China telah mengubah keseimbangan risiko ekonomi AS secara signifikan.

The Fed dijadwalkan untuk menggelar rapat kebijakan pada tanggal 28–29 Oktober 2025. Sebagian besar analis memperkirakan bahwa dalam rapat tersebut, The Fed akan kembali mengumumkan pemangkasan suku bunga lanjutan sebesar 25 basis poin. Perlu diingat bahwa pada bulan sebelumnya, The Fed telah menurunkan suku bunga ke kisaran 4,00%–4,25%.

Proyeksi terbaru dari The Fed menunjukkan bahwa suku bunga dana federal (federal funds rate) diperkirakan akan turun ke kisaran 3,5%–3,75% pada akhir tahun ini, dan terus menuju 3,25%–3,5% pada tahun 2026.

Langkah pemangkasan suku bunga ini bertujuan untuk menstabilkan pasar tenaga kerja yang mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan, sementara tingkat inflasi masih berada di atas target yang ditetapkan. Kebijakan perdagangan agresif yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump, termasuk penerapan tarif besar terhadap produk-produk China, diperkirakan akan mempercepat tekanan harga dalam jangka pendek.

Namun, para analis menilai bahwa komentar yang disampaikan oleh Waller kali ini menandai perubahan nada dari sikap dovish yang sebelumnya ia tunjukkan.

Tim analis dari Evercore ISI dalam laporannya menyatakan bahwa pernyataan Waller mengindikasikan perubahan penting dalam cara pandangnya. Waller kini menyoroti adanya ketegangan antara pertumbuhan ekonomi yang kuat dan data tenaga kerja yang menunjukkan pelemahan.

“Ia memperingatkan bahwa pemangkasan suku bunga pada bulan Oktober kemungkinan besar akan tetap dilakukan, tetapi keputusan mengenai pemangkasan di bulan Desember belum tentu akan diambil jika data ekonomi menunjukkan penguatan,” jelasnya.

Data terbaru dari Federal Reserve Philadelphia menunjukkan kondisi sektor manufaktur yang bervariasi pada bulan Oktober. Sementara itu, survei yang dilakukan oleh The Fed New York melaporkan bahwa aktivitas sektor jasa mengalami penurunan yang signifikan, dengan pelaku usaha yang tidak terlalu optimistis terhadap prospek dalam beberapa bulan mendatang.

Sebelumnya, Ketua The Fed, Jerome Powell, juga telah menegaskan bahwa peluang untuk melakukan pemangkasan suku bunga pada bulan ini masih terbuka, sambil menekankan bahwa risiko terhadap sektor ketenagakerjaan semakin meningkat.

Waller, yang disebut-sebut sebagai salah satu kandidat kuat untuk menggantikan Powell setelah masa jabatannya berakhir pada Mei 2026, termasuk di antara para pejabat The Fed yang sejak awal mendukung langkah pemangkasan suku bunga untuk mencegah pelemahan yang lebih dalam di pasar tenaga kerja.

Share:

Related Post