Trump Pecat Gubernur The Fed, Bursa Asia Panik Ikuti Dolar AS!

Admin

No comments

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham Asia berguguran pada perdagangan Selasa (26 Agustus 2025), terseret pelemahan nilai tukar dolar AS dan obligasi pemerintah Amerika Serikat. Sentimen negatif ini dipicu oleh keputusan kontroversial Presiden Donald Trump yang memecat Lisa Cook, salah satu gubernur bank sentral AS (The Federal Reserve).

Keputusan pemecatan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini sontak menimbulkan gejolak. Pasar keuangan global bereaksi negatif karena hilangnya kepercayaan terhadap independensi The Fed.

Berdasarkan data Reuters, indeks Hang Seng terkoreksi 0,22%, Nikkei 225 anjlok 0,95%, dan Kospi Korea Selatan merosot 0,89%. Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama dunia, melemah 0,2%.

Baca Juga: Dolar AS Melemah usai Trump Copot Gubernur The Fed Lisa Cook

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik tipis 1,8 basis poin menjadi 4,293%. Obligasi tenor 30 tahun juga mengalami kenaikan 3,2 basis poin ke level 4,921%. Namun, ada anomali pada obligasi tenor 2 tahun, yang sering digunakan sebagai acuan ekspektasi suku bunga The Fed. Imbal hasilnya justru turun 3 basis poin ke 3,7%, mengindikasikan ketidakpastian arah kebijakan moneter.

Trump sendiri mengklaim pencopotan Lisa Cook didasari oleh dugaan penyimpangan dalam pengajuan kredit perumahan. Situasi ini semakin memperburuk ketidakpastian pasar, terutama terkait peluang pemangkasan suku bunga acuan The Fed bulan depan. Akibatnya, harga emas sempat melonjak menembus level tertinggi dalam dua pekan terakhir, menjadi aset pelarian (safe haven) di tengah gejolak.

Baca Juga: Trump Pecat Gubernur The Fed Lisa Cook Buntut Dugaan Penipuan KPR

Bart Wakabayashi, Kepala Cabang Tokyo State Street, berpendapat bahwa serangkaian sentimen negatif ini, termasuk ancaman tarif impor, telah mengikis kredibilitas Amerika Serikat sebagai barometer pasar global.

“Kredibilitasnya hilang. Padahal, selama ini reputasi itulah yang membuat AS dianggap sebagai tempat investasi paling aman,” tegasnya, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Korsel Gagal Lobi AS, Trump Kekeuh Tarif Impor 15%

Senada dengan Wakabayashi, Analis pasar IG Sydney, Tony Sycamore, menilai bahwa pencopotan Lisa Cook, menyusul tekanan keras Trump terhadap Ketua The Fed Jerome Powell sebelumnya, kembali memunculkan keraguan atas independensi The Fed. Hal ini dinilai dapat melemahkan kemampuan bank sentral untuk menjaga kebijakan moneter yang bebas dari intervensi politik.

Di pasar valuta asing, dolar AS diperdagangkan pada level 147,18 yen, menguat 0,4% dibandingkan posisi akhir perdagangan di Amerika Serikat.

Sementara itu, nilai tukar euro menguat 0,2% di pasar Asia menjadi US$1,1650, setelah tiga partai oposisi utama Prancis menyatakan tidak akan mendukung mosi tidak percaya terhadap pemerintahan minoritas Perdana Menteri Francois Bayrou.

Di sisi lain, yuan offshore menguat 0,2% ke level 7,1527 per dolar AS, mendekati level tertinggi dalam sebulan. Penguatan ini sejalan dengan reli bursa saham China, di mana indeks Shanghai Composite mencetak rekor tertinggi dalam satu dekade pada hari Senin.

Dolar Australia naik tipis 0,15% ke level US$0,64915 menjelang rilis risalah pertemuan Bank Sentral Australia (RBA) bulan Agustus. Dolar Selandia Baru (kiwi) juga menguat tipis 0,1% ke level US$0,5856.

Pasar kripto terpantau bergerak fluktuatif setelah beberapa hari perdagangan yang penuh ketidakpastian. Bitcoin terakhir turun 0,2% dan menuju pelemahan selama empat hari berturut-turut, sementara ether turun 0,1%.

Share:

Related Post