Valuasi Tesla Kelewat Tinggi? Analis Ungkap Waktunya Jual Saham!

Admin

No comments

Elon Musk kini kembali sepenuhnya memegang kendali Tesla (TSLA) setelah menyelesaikan masa baktinya di Department of Government Efficiency (DOGE), menurut laporan GOBankingRates. Kembalinya sang pemimpin visioner ini sontak memicu berbagai spekulasi tentang arah masa depan perusahaan mobil listrik raksasa tersebut.

Sorotan utama belakangan ini meliputi laporan keuangan kuartal kedua yang kurang memuaskan, peluncuran model “terjangkau” yang ternyata hanyalah versi minimalis dari Model Y, serta ambisi jangka panjang Tesla dengan proyek robotaxi dan pembangunan restoran retro-futuristik pertama mereka di Hollywood.

Meski banyak pihak menyambut gembira kembalinya Musk, sebagian analis justru mempertanyakan fondasi ekspansi Tesla ke sektor kecerdasan buatan (AI) dan robotika. Apakah ini benar-benar langkah strategis yang kokoh, atau sekadar bagian dari strategi pemasaran yang gembar-gembor?

1. Valuasi Saham Tesla Jadi Perdebatan Panas

Valuasi saham Tesla kembali menjadi topik hangat, terutama setelah muncul wacana tentang robotaxi. Chad Morganlander dari Washington Crossing Advisors dalam wawancaranya dengan Yahoo Finance, menilai harga saham Tesla “terlalu tinggi”. Ia bahkan menyebut, “Saham ini diperdagangkan dengan valuasi sepuluh kali pendapatan. Itu tidak masuk akal.”

Saat ini, price-to-earnings ratio (P/E) trailing Tesla berada di angka sekitar 185, sementara forward P/E-nya di kisaran 164. Angka ini jauh melampaui rata-rata S&P 500 yang hanya sekitar 23. Tak heran, banyak investor bertanya-tanya apakah valuasi setinggi ini realistis, apalagi jika proyek robotaxi Tesla belum membuahkan hasil nyata.

2. Tantangan Tesla di Mata Para Investor

Edward Corona, seorang trader veteran, berpendapat bahwa Tesla lebih sering diperlakukan sebagai “story stock” – saham yang dihargai berdasarkan narasi masa depan yang menjanjikan, bukan berdasarkan kinerja saat ini. “Valuasi ekstrem bukanlah hal baru bagi Tesla, tetapi cepat atau lambat, narasi tersebut harus sejalan dengan kenyataan,” tegasnya.

Keterlambatan dalam mewujudkan proyek-proyek ambisius dan minimnya pertumbuhan pendapatan yang solid membuat sebagian investor mulai bersikap hati-hati. Tanpa terobosan signifikan dalam pengembangan robotaxi atau teknologi revolusioner lainnya, harga saham Tesla dinilai akan sulit untuk dipertahankan di level saat ini.

3. Saatnya Pertimbangkan untuk Menjual Saham Tesla?

Setelah laporan keuangan kuartal kedua yang mengecewakan, harga saham Tesla langsung merosot sekitar 8 persen. Elon Musk sendiri bahkan mewanti-wwanti bahwa pengurangan insentif pemerintah terhadap kendaraan listrik dapat mempersulit kinerja perusahaan dalam beberapa kuartal mendatang.

Selain itu, faktor-faktor pribadi yang berkaitan dengan Musk, mulai dari pandangan politiknya hingga gaya komunikasinya yang kontroversial, juga turut memengaruhi sentimen pasar. “Jika saya memiliki saham Tesla saat ini, saya tidak akan langsung menjual semuanya, tetapi saya akan melakukan trimming (pengurangan sebagian),” saran Edward Corona.

Para analis dari TipRanks dan Zacks juga merekomendasikan strategi bertahan sambil menyesuaikan posisi. Singkatnya, berinvestasi di Tesla saat ini mengandung risiko yang cukup tinggi, dan setiap keputusan harus diambil dengan cermat berdasarkan data dan analisis yang mendalam, bukan sekadar ikut-ikutan tren (hype) semata.

Di tengah euforia dan ketidakpastian yang menyelimuti Tesla, investor dituntut untuk lebih bijak dalam membedakan antara visi jangka panjang yang ambisius dan realitas bisnis yang ada saat ini. Kembalinya Elon Musk ke tampuk kepemimpinan mungkin membawa angin segar, tetapi keputusan investasi yang cerdas tetap harus didasarkan pada data yang valid dan kehati-hatian yang tinggi.

Tesla dan Elon Musk Digugat Pemegang Saham atas Klaim Robotaxi

Elon Musk Dapat Paket Kompensasi Baru dari Tesla Senilai Rp475 Triliun

Tesla Diperintahkan Bayar Rp4 Triliun atas Kecelakaan Autopilot Maut

Tags:

Share:

Related Post