Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengumumkan bahwa realisasi anggaran untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah mencapai angka yang signifikan. Hingga 18 November 2025, tercatat Rp 41,3 triliun telah disalurkan, menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat. Angka ini setara dengan 58 persen dari total pagu anggaran tahun 2025 yang dialokasikan sebesar Rp 71 triliun.
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, menjelaskan bahwa dengan pencapaian ini, program MBG yang dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN) masih memiliki sisa anggaran sebesar Rp 30 triliun. Dana ini diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan program selama periode November hingga Desember 2025.
“Realisasi anggaran untuk MBG sudah mencapai Rp 41,3 triliun, atau sekitar 58 persen dari alokasi APBN sebesar Rp 71 triliun. Ini berarti masih ada alokasi Rp 30 triliun yang tersedia untuk program makan bergizi gratis hingga akhir November dan Desember,” ungkap Wamenkeu Suahasil dalam konferensi pers APBN KiTA edisi November 2025 di Jakarta, Kamis (20/11).
Lebih lanjut, Wamenkeu merinci bahwa anggaran yang telah direalisasikan tersebut telah berhasil menyediakan makanan bergizi gratis bagi 41,9 juta orang. Program ini dijalankan melalui 15.369 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain memberikan manfaat langsung kepada penerima, program MBG juga memberikan dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Hingga 14 November 2025, program ini telah menyerap 556.735 tenaga kerja. Pemerintah menargetkan program MBG dapat menjangkau 82,9 juta orang pada akhir tahun 2025.
“Tentu alokasi kita sesuaikan karena target Bapak Presiden adalah 82,9 juta penerima makan bergizi gratis di Indonesia,” jelas Suahasil, menegaskan komitmen pemerintah untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Program MBG ini menjangkau berbagai wilayah di Indonesia, dari Maluku dan Papua hingga Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Jawa, Kalimantan, dan Sumatera. Distribusi penerima program ini bervariasi di setiap pulau.
Pulau Jawa menjadi wilayah dengan jumlah penerima MBG terbanyak, mencapai 25,68 juta orang dengan 9.107 unit SPPG. Sumatera menyusul dengan 8,6 juta penerima dan 3.142 unit SPPG. Sementara itu, Sulawesi mencatat 2,74 juta penerima dengan 1.069 unit SPPG, dan Bali-Nusa Tenggara memiliki 2,15 juta penerima dengan 753 unit SPPG.
“Kalimantan mencatat 1,7 juta penerima MBG dengan 703 unit SPPG, dan Maluku-Papua mencapai 0,69 juta penerima dengan 265 unit SPPG,” pungkasnya, memberikan gambaran lengkap mengenai cakupan program MBG di seluruh Indonesia.





