WAKIL Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S. Deyang, mengungkapkan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jakarta masih menghadapi tantangan. Dari rencana pembangunan 761 dapur, baru 279 yang beroperasi.
“Mahalnya harga tanah di Jakarta menjadi kendala utama. Tidak banyak pihak yang tertarik untuk berpartisipasi dalam program dapur MBG,” jelas Nanik dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah yang disiarkan melalui YouTube Kementerian Dalam Negeri, Senin (17 November 2025).
Menurut laporan yang disampaikan Nanik, Cengkareng, Jakarta Barat, menjadi wilayah dengan jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang paling sedikit. Sementara itu, total penerima manfaat MBG dari 279 dapur yang beroperasi mencapai 440.961 orang.
Selain Jakarta, BGN juga menyoroti beberapa wilayah lain yang SPPG-nya masih minim. Di Kalimantan Tengah, misalnya, baru 62 unit SPPG yang beroperasi dari rencana 257 unit. Situasi serupa terjadi di Papua Pegunungan, di mana hanya 4 dari 75 SPPG yang direncanakan telah beroperasi.
Sebaliknya, Kepulauan Bangka Belitung justru mengalami kelebihan kapasitas penerima manfaat. Nanik melaporkan bahwa di wilayah ini, 50 SPPG telah beroperasi dari rencana 141 pembangunan. Namun, jumlah penerima manfaat mencapai 125 ribu orang. “Kondisi ini memicu persaingan di lapangan,” ungkap Nanik.
Untuk mengatasi masalah tersebut, BGN akan memberikan insentif sebesar Rp 6 juta per hari bagi dapur yang mampu mengelola 2.500–3.000 porsi per hari, sesuai dengan petunjuk teknis yang baru. “Dengan insentif ini, diharapkan tidak ada lagi perebutan penerima manfaat,” imbuhnya.
Hingga Minggu (16 November 2025), Nanik melaporkan bahwa terdapat 15.162 SPPG yang beroperasi di seluruh Indonesia, melayani total 41,3 juta penerima manfaat.
BGN menargetkan peningkatan jumlah SPPG menjadi 25 ribu unit pada Desember 2025, dan terus bertambah menjadi 32 ribu unit pada Februari 2026. Peningkatan ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan makan bergizi gratis.
Pilihan Editor: Risiko Pemberian MBG untuk Kelompok Rentan





