Sejak Selasa, 5 Agustus 2025, dua unit kendaraan tempur panser Anoa 6×6 milik TNI menjadi pemandangan tak biasa di halaman Gedung Kejaksaan Agung, Bulungan, Jakarta Selatan. Kendaraan tempur lapis baja buatan PT Pindad ini, yang mampu mengangkut tujuh personel termasuk pengemudi, langsung menarik perhatian.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Anang Supriatna, menjelaskan bahwa kehadiran kendaraan taktis (rantis) ini adalah bagian dari pengamanan kantor Sekretariat Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH), yang berlokasi di kompleks Kejaksaan Agung. “Ini adalah pengamanan sekretariat tim PKH, yang di dalamnya melibatkan unsur TNI. Kebetulan, kantor mereka berada di Kejagung,” kata Anang, seperti dikutip dari Antara, Selasa lalu.
Lebih lanjut, Anang menjelaskan bahwa penempatan ranpur tersebut merupakan prosedur pengamanan rutin. Dua kendaraan tempur itu ditempatkan di depan Kantor Sekretariat Satgas PKH dan gedung utama Kejagung, berdampingan dengan kendaraan operasional lainnya, dengan personel TNI yang berjaga di sekitarnya. Lalu, apa sebenarnya Satgas PKH ini?
Satgas PKH dibentuk oleh Presiden Prabowo dengan tujuan menertibkan kawasan hutan yang secara ilegal dialihfungsikan menjadi area komersial, seperti perkebunan sawit. Satuan tugas ini telah berhasil menyita jutaan hektare lahan ilegal, termasuk kawasan hutan Cagar Alam Maninjau seluas 3.043,17 hektare di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang telah berubah menjadi perkebunan.
TNI: Atas Permintaan Kejaksaan Agung
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi menegaskan bahwa penempatan ranpur Anoa di kompleks Kejagung dilakukan atas permintaan resmi dari institusi kejaksaan. “Itu adalah bagian dari pengamanan rutin yang memang diajukan oleh Kejagung,” ungkap Kristomei saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan, dasar hukum permintaan pengamanan ini adalah Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2025 tentang Perlindungan Negara terhadap Jaksa dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi Kejaksaan RI, serta Nota Kesepahaman antara TNI dan Kejagung Nomor NK/6/IV/2023. Meskipun demikian, Kristomei tidak memberikan penjelasan detail mengenai alasan teknis di balik permintaan pengamanan menggunakan kendaraan tempur.
Sebelumnya, perhatian publik juga tertuju pada keberadaan sekitar 10 personel TNI yang berjaga di kediaman Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Namun, Kejagung membantah adanya peningkatan pengamanan. “Pengamanan kami sudah ada MoU dengan TNI, antara Panglima dengan Jaksa Agung, dan itu sudah berlangsung sejak lama,” jelas Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Anang Supriatna, pada Senin, 4 Agustus 2025.
Anang menjelaskan bahwa pengamanan tersebut terkait dengan posisi Febrie sebagai Jampidsus yang menangani berbagai kasus korupsi besar. “Seperti yang kita ketahui, penanganan ini sudah ada sejak dulu,” imbuhnya.
Panser Anoa: Primadona di Pasar Alutsista?
Menurut informasi dari situs resmi Pindad, hingga saat ini belum ada keterangan resmi mengenai jumlah total unit Panser Anoa yang telah terjual. Akan tetapi, rekam jejak pengadaannya menunjukkan bahwa kendaraan tempur lapis baja buatan PT Pindad ini memiliki tingkat pemanfaatan yang tinggi, baik oleh TNI maupun dalam misi internasional.
Pada Maret 2014, PT Pindad (Persero) menyerahkan 24 unit Panser Anoa-2 hasil modifikasi kepada Markas Besar TNI. Prosesi serah terima dilakukan oleh Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Pindad, Tri Hardjono, kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko dalam sebuah acara yang digelar di Pusat Misi Perdamaian Dunia (PMPP), Sentul, Jawa Barat.
Sebagai wujud dukungan terhadap misi perdamaian, 24 unit panser tersebut diperuntukkan bagi Satuan Tugas Batalyon Komposit TNI Kontingen Garuda XXXV-B/UNAMID, yang bertugas selama setahun di Darfur, Sudan. Sejumlah kompi pasukan ditempatkan di wilayah El Geneina dan Masteri.
Secara keseluruhan, sekitar 350 unit Panser Anoa telah digunakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), semakin mengukuhkan kendaraan tempur produksi dalam negeri ini sebagai salah satu aset penting dalam operasi perdamaian internasional. Hal ini membuktikan kualitas dan kemampuan Panser Anoa di kancah global.
Yudono Yanuar berkontribusi dalam tulisan ini.
Pilihan editor: Dua Panser Anoa Berjaga di Kejaksaan Agung