PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) baru saja mencatatkan tonggak sejarah yang membanggakan. Perusahaan otomotif raksasa ini mengumumkan telah berhasil mengekspor tiga juta unit mobil ke lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Kabar gembira ini disampaikan langsung oleh Presiden Toyota Motor Corporation, Koji Sato, melalui keterangan tertulis yang dirilis Kementerian Perindustrian pada Jumat, 10 Oktober 2025.
“Toyota Indonesia telah mencatatkan produksi sebanyak 10 juta unit dan berhasil mengekspor tiga juta unit kendaraan,” ungkap Koji Sato, menandai capaian monumental ini. Lebih lanjut, Sato menegaskan komitmen Toyota untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat research and development (R&D) serta basis ekspor yang strategis, khususnya untuk pasar global selatan atau negara-negara berkembang.
Sebagai industri yang mengandalkan banyak tenaga kerja, Toyota Indonesia telah menjalin kerjasama erat dengan ekosistem yang luas, melibatkan lebih dari 240 pemasok lokal Tier-1, serta lebih dari 520 pemasok lokal yang terbagi dalam Tier-2 dan Tier-3. Kemitraan strategis ini bukan hanya mengurangi ketergantungan pada impor, tetapi juga menjadi katalisator bagi kemandirian industri dalam negeri.
Menurut Koji Sato, kolaborasi yang solid ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri nasional secara berkelanjutan, termasuk memperkuat peran penting industri kecil dan menengah (IKM) sebagai bagian integral dari rantai pasok nasional. Berkat sinergi ini, produk-produk Toyota Indonesia kini memiliki tingkat kandungan lokal yang mencapai lebih dari 80 persen.
Investasi besar-besaran yang digelontorkan oleh Toyota Group di Indonesia mencapai angka fantastis, yaitu Rp 100 triliun. Investasi ini menciptakan lapangan kerja yang signifikan, melibatkan lebih dari 360 ribu tenaga kerja di berbagai sektor, mulai dari produksi, rantai pasok, distribusi, hingga layanan purna jual.
Menanggapi pencapaian ekspor Toyota Indonesia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa keberhasilan ini merupakan indikator penting yang menunjukkan struktur industri dalam negeri yang semakin kokoh dan adaptif terhadap dinamika ekonomi global.
“Toyota Indonesia telah menjadi salah satu motor penggerak utama industri otomotif nasional, memberikan kontribusi besar terhadap ekspor dan penyerapan tenaga kerja,” kata Agus dalam keterangan tertulis yang sama.
Agus menjelaskan bahwa sektor otomotif memiliki efek domino yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Pada tahun 2024, nilai tambah bruto industri kendaraan bermotor mencapai Rp 180 triliun.
Dengan backward linkage sebesar 2,07 dan forward linkage sebesar 2,4, Agus memperkirakan bahwa industri otomotif memberikan dampak tambahan yang substansial, mencapai Rp 804 triliun terhadap sektor hulu dan hilir. “Industri otomotif tidak hanya memproduksi kendaraan, tetapi juga menggerakkan ekosistem industri pendukung yang luas, seperti baja, karet, plastik, logam, hingga sektor transportasi dan logistik,” jelas politikus Golkar tersebut.
Agus juga mencatat bahwa Toyota Indonesia telah membina lebih dari 700 perusahaan pemasok dan menyerap lebih dari 360 ribu tenaga kerja, menunjukkan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan.
Lebih lanjut, Agus berharap agar Toyota Indonesia terus mendukung komitmen pemerintah dalam pengembangan kendaraan ramah lingkungan dan upaya pengurangan emisi karbon, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Pilihan Editor: Bagaimana UMKM Terpinggirkan di Proyek MBG